Mataram (NTB Satu) – Museum Nasional Indonesia (MNI) ditutup sementara hingga akhir tahun 2023. Hal ini guna mempermudah dan memperlancar proses inventarisasi koleksi yang terdampak kebakaran. Serta, untuk menyelidiki penyebab kebakaran dan memetakan upaya, prosedur terbaik untuk menghindari risiko yang sama.
“Seluruh proses ini memerlukan waktu sehingga Museum Nasional Indonesia harus ditutup sementara waktu. Setidaknya hingga akhir tahun 2023,” ungkap Plt. Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB), Ahmad Mahendra, dikutip dalam video resmi Museum Nasional Indonesia, Jumat, 13 Oktober 2023.
Meskipun ditutup sementara waktu hingga akhir tahun 2023, pihaknya tengah merencanakan berbagai rangkaian program agar publik tetap bisa mengakses koleksi MNI. Menurut Mahendra, hal ini penting agar pemanfaatan pengetahuan dapat terus berjalan
“Kami ingin terus berupaya menyajikan sarana edukasi yang optimal kepada publik, untuk itu kami sedang mengupayakan beberapa program. Hal ini tentunya akan bersamaan dengan upaya kami untuk terus menginformasikan informasi terbaru seputar proses pemulihan MNI secara terbuka dan berkala kepada publik,” lanjutnya.
Adapun untuk proses inventarisasi koleksi yang terdampak, pihaknya telah mengidentifikasi 589 koleksi dari 817 koleksi hingga saat ini. Identifikasi 589 koleksi ini dilakukan dalam waktu dua minggu dengan sangat kompleks dan penuh kehati-hatian.
Berita Terkini:
- Kasus Dosen di Mataram Diduga Cabuli Anak Kelas 5 SD Naik Penyidikan
- Gubernur NTB Meriahkan Hakabe FunRun BNPB Indonesia
- Pensiunan TNI Ditemukan Tewas di Lombok Timur
- Ombudsman NTB Dalami Rentetan Masalah Pelayanan Kesehatan di NTB
“Sampai saat ini proses evakuasi dan identifikasi terus berlanjut di ruang yang menjadi tempat kebakaran. Ruang koleksi keramik, terakota, dan peradaban,” jelasnya.
Pihaknya juga mendapat bantuan tenaga ahli dari Tim Balai Konservasi Borobudur dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII Provinsi Banten dan DKI Jakarta untuk menyisir koleksi-koleksi yang terdampak.
“Khususnya pada bagian yang tertimpa dinding bangunan cagar budaya MNI yang runtuh akibat kebakaran. Saat ini, tim evakuasi masih melakukan penyisiran koleksi,” tambahnya.
Penanganan lebih lanjut di sisa ruangan terdampak, yakni Ruang Budaya Indonesia akan ditangani setelah Pihak Kepolisian RI tuntas melakukan penyelidikan dan MNI mendapat izin untuk proses evakuasi dan identifikasi.
“Bersamaan dengan proses evakuasi dan identifikasi yang terus diupayakan, sejak Senin, 2 Oktober 2023, proses klasifikasi telah dimulai. Kami menargetkan proses klasifikasi tingkat kerusakan atas setiap koleksi terdampak dapat rampung paling cepat bulan ini,” katanya.
Proses klasifikasi sendiri akan dibagi menjadi tiga kategori, ujar Mahendra, yakni koleksi terdampak ringan, sedang, dan berat.
“Setelah tahap penyelamatan koleksi dilakukan, Tim Khusus Penanganan Unit MNI akan memasuki tahap analisis untuk selanjutnya ditentukan rekomendasi penanganan atau proses remediasi dan/atau restorasi yang sesuai untuk setiap koleksi yang terdampak,” tutupnya. (JEF)