Pendidikan

BRIN Dorong PTN Buka Prodi Arkeologi Guna Tambah Jumlah Arkeolog di Indonesia

Mataram (NTB Satu) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia untuk membuka Program Studi (Prodi) Arkeologi. Hal ini mengingat masih sedikit jumlah kampus yang memiliki prodi tersebut.

Diketahui, saat ini hanya ada enam universitas yang memiliki Prodi Arkeologi, yakni Universitas Jambi, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, Universitas Hasanudin, Universitas Indonesia, dan Universitas Haluoleo.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko pada Rabu, 4 Oktober 2023 menyampaikan, pihaknya akan menyediakan wadah bagi PTN yang membuka Prodi Arkeologi ini, sehingga tidak perlu bingung memikirkan dana maupun lokasi penelitiannya.

“Karena kita kan sudah ada platformnya, sehingga mereka tidak perlu bingung, tinggal ikut saja karena cost-nya tinggi, biayanya tinggi untuk bikin ekskavasi itu. Kan kami sudah ada, mereka tinggal nimbrung aja,” jelasnya, dikutip melalui keterangan resminya, Sabtu, 7 Oktober 2023.

PTN yang didorong membuka prodi Arkeologi ini adalah PTN yang sudah memiliki status berbadan hukum atau PTN-BH. Menurutnya PTN-BH bukan merupakan universitas yang “profit oriented”, sehingga seharusnya dapat mendirikan jurusan arkeologi.

“Minimal ITB, Unair, Unpad, Unsri yang bisa didorong, UB, Undip, itu yang bisa didorong,” sebutnya.

IKLAN

Handoko menambahkan pihaknya memiliki suatu mekanisme khusus kepada para arkeolog dan kampus untuk dapat bekerja dan melakukan riset dengan dukungan peralatan dan anggaran yang berkesinambungan.

Melihat berbagai upaya yang akan dilakukan BRIN dalam mendorong PTN untuk membuka prodi arkeologi, Handoko mengungkapkan kalau prodi tersebut dapat menjadi primadona pada masa depan.

Bahkan, katanya, para lulusan prodi arkeologi nantinya akan dilebur dalam berbagai proyek ekskavasi, bersama dengan sekitar 150 arkeolog yang lebih senior.

“Direncanakan dua tim, nanti kalau membesar, mahasiswanya juga sudah pintar, maka tim inti bisa dipecah lagi. Bikin kawasan baru di Makassar misalnya, atau di tempat lain,” terangnya.

Upaya ini, lanjut Handoko, penting dilakukan untuk melestarikan arkeolog Indonesia, sekaligus dapat menjadi sebuah warisan dari generasi arkeolog yang terdahulu.

“Tanpa kalian (arkeolog), kita tidak bisa ngapa-ngapain. Kita tidak bisa biarkan arkeolog habis setelah kalian pensiun. Oleh karena itu kita dorong pembukaan prodi arkeologi, kalau perlu di semua PTN-BH,” pungkasnya. (JEF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button