Mataram (NTBSatu) – Nusa Tenggara Barat mencatatkan inflasi tahunan sebesar 3,63 persen (yoy) pada Maret 2024.
Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional, yang dilaporkan sebesar 3,05 persen.
Secara umum, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut seluruh provinsi di Indonesia terpantau mengalami inflasi secara tahunan pada Maret 2024.
Di mana ada 10 Provinsi yang mencatatkan inflasi tahunan tertinggi se Indonesia pada periode tersebut.
Papua Barat berada di posisi pertama dengan tingkat inflasi tertinggi yang mencapai 4,78 persen. Disusul Gorontalo dan Papua Tengah dengan masing-masing inflasi sebesar 4,13 persen dan 4,1 persen.
Berita Terkini:
- Pemkot Mataram Siap Tutup Tempat Hiburan Tanpa Izin
- PON NTB: Investasi Berisiko Tinggi dan Ancaman Integrasi Wilayah
- Fauzi Terpilih Secara Aklamasi Ketuai FPTI Kota Bima
- 2.729 Jemaah Haji NTB Tiba di Makkah, 4 Orang Gagal Berangkat
Selanjutnya, ada Sumatera Barat sebesar 3,93 persen. Lalu, inflasi di Jambi dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 3,84 persen dan 3,82 persen.
Berikutnya, ada Papua Selatan dengan perolehan inflasi 3,7 persen. Sumatera Utara dan Bali sama-sama melaporkan angka 3,67 persen. Dan NTB dengan perolehan inflasi tahunan 3,63 persen.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengungkapkan, semarak hari raya besar keagamaan nasional, seperti Nyepi dan Idulfitri mendorong terjadinya peningkatan inflasi tahunan pada Maret dibandingkan Februari 2024.
Menurutnya, inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan makanan, seperti daging ayam, minyak goreng, daging sapi, gula pasir, dan telur ayam ras.
BPS juga melaporkan tingkat inflasi bulanan Indonesia pada Maret 2024 sebesar 0,52 persen (month-to-month/m-to-m).
Inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,37 persen (m-to-m).
Beras menjadi komoditas utama penyumbang inflasi tahunan pada Maret 2024 yakni sebesar 0,74 persen. Posisinya diikuti oleh daging ayam ras dan cabai merah dengan inflasi masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,18 persen. (STA)