Selain itu, Nida menjelaskan terkait beras medium yang digelontorkan di Pasar Kebon Roek selama satu Minggu kemarin yaitu sekitar 20 ton. Setelah itu, jarak dua atau tiga hari, stok beras medium habis dibeli oleh masyarakat.
“Kami pun tetap melihat bagaimana mekanisme di pasar, apakah program yang kami buat sesuai dengan yang dituju, yaitu dengan sasaran masyarakat yang membutuhkan dan itu harus di pantau,” ujarnya.
Ia menambahkan setiap konsumen atau per orang mendapatkan beras 10 kg atau dua kantong. Per kantongnya 5 kg beras. Pihak pasar juga harus memperhatikan hal tersebut agar tidak terjadi panic buying.
“Jangan sampai saat pasar Bulog datang, mereka berbondong-bondong membeli, kemudian orang lain yang membutuhkan tidak dapat. Hal tersebut masih diatur strateginya agar tidak terjadi panik buying,” jelasnya.
Stok beras di Kota Mataram masih terpenuhi hingga akhir tahun. Disdag Kota Mataram pun tetap melakukan pantauan di enam pasar terkait pergerakan harga.
Berita Terkini:
- Disebut Berkaitan dengan PIK 2, Johan Rosihan Minta Pagar Misterius di Perairan Tangerang Dibongkar
- Shin Tae Yong Ucapkan Perpisahan Usai Lengser dari Kursi Pelatih Timnas Indonesia
- Senator Evi Apita Maya Datangi BPK NTB, Minta Cegah Kebocoran dan Salah Kelola Anggaran Negara
- BPOM Temukan Sayur Basi di Program Makan Bergizi Gratis
“Itu akan dievaluasi, dari sana kita tau pasar mana yang mengalami kenaikan, kita mengadakan operasi pemantauan tidak bisa sehari saja, dan harus ditindak lanjuti terus,” tutur Nida.
Selain itu, pihak Disdag Kota Mataram akan mengambil tindakan ketika ada mitra Bulog yang melakukan pengemasan ulang beras. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan efek jera.
“Kenaikan harga beras Kota Mataram hanya mengikuti aturan, dari Disdag hanya memantau ketersediaan pasokan. Kalau masih pada posisi stabil, Insyaallah tidak sampai ada yang menghawatirkan,” jelasnya.
Faktor cuaca juga dapat membuat harga beras naik, karena hasil panen tidak sesuai dengan ekspektasi pasar. Selain itu, saat ini juga kebutuhan yang sangat meningkat dibandingkan hasil produksi.
“Apalagi jelang maulid, kebutuhan bahan pokok pun harus terpenuhi. Kondisi ketersediaan masih stabil meski ada kenaikan, namun tidak signifikan dan masih aman,” pungkas Nida. (WIL)