Mataram (NTB Satu) – Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB terus menggencarkan standarisasi dan sertifikasi mesin-mesin buatan asli NTB. Hal tersebut sebagai langkah untuk menyukseskan konsep industrialisasi yang diusung Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc.
Sebagai bentuk komitmennya untuk menggencarkan standarisasi dan sertifikasi, Brida NTB memasang target lebih tinggi untuk tahun ini. Target yang ditetapkan tahun ini adalah 30 mesin yang terstandarisasi dan tersertifikasi.
“Target tersebut meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, yang hanya 25 mesin saja. Ini sebagai bentuk komitmen kami untuk mendukung dan menyukseskan industrialisasi di NTB,” ungkap Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Brida NTB, Ahmad Muslim, S.Pd. M.M.Inov., Senin, 21 Agustus 2023.
Ia menjelaskan standarisasi dan sertifikasi yang dilakukan pihaknya tersebut, tidak hanya mesin-mesin dari Industri Kecil Menengah (IKM), tetapi produk buatan SMK juga.
“Jadi target 30 mesin itu bukan hanya dari IKM yang tersebar di NTB. Produk SMK kita di NTB juga termasuk. Sehingga diharapkan setelah mesin atau produknya terstandarisasi dan tersertifikasi, langkah selanjutnya adalah dipromosikan dan dijual,” ujarnya.
Maka dengan melakukan standarisasi dan sertifikasi, lanjutnya, mesin-mesin atau produknya bisa mendapat kepercayaan konsumen.
“Karena jika sudah sesuai standar dan mendapat sertifikasi, mesin-mesin atau produknya menjadi aman, murah, dan mudah dijualnya. Berbeda jika belum sesuai standar dan tidak memiliki sertifikasi, maka konsumen tidak percaya dan tidak ada yang beli,” jelasnya.
Sehingga sangat penting bagi para pelaku IKM di NTB, katanya, untuk segera melakukan standarisasi dan sertifikasi mesin maupun produknya.
“Sebab selain menjadi aman, murah, dan mudah dijual, ini juga untuk meningkatkan kualitas barang yang diproduksi,” tambahnya.
Tidak hanya mesin atau produknya saja, terangnya, yang perlu standarisasi dan sertifikasi. Para pelakunya juga perlu mendapat pelatihan agar dapat memproduksi barang dengan kualitas tinggi.
“Kami pun tetap melaksanakan standarisasi profesi ini, seperti tahun kemarin sudah melaksanakan standarisasi pada profesi pengelasan, bubut, dan digital marketing,” tuturnya.
Besar harapannya dengan diberikan pelatihan tersebut, lanjutnya, dapat berdampak kepada peningkatan sumber daya manusia.
“Mereka punya modal pengetahuan yang bisa diimplementasi saat bekerja. Sedangkan, ketika melamar di sebuah perusahaan akan mendapat grade yang lebih tinggi, bila sudah memiliki sertifikasi,” tutupnya. (JEF/*)