Diakuinya, kesiapan USTDA membiayai studi kelayakan ini merupakan kesempatan emas yang dimiliki pemerintah. Karena, pemerintah tidak perlu mengeluarkan anggaran untuk membiayai studi kelayakan.
“Kalau tawaran itu kita (pemerintah) ambil maka tidak perlu lagi mengeluarkan anggaran untuk studi kelayakan. Kan biaya FS untuk pembangunan jembatan penghubung antara Lombok dan Sumbawa ini cukup besar,” sebutnya.
Musyafirin mengatakan, FS ini sangat perlu dilakukan sebelum pengerjaan proyek. Karena kegiatan ini menjadi pijakan dasar untuk memastikan sebuah proyek layak atau tidak untuk dikerjakan.
“Jadi tidak apa-apa kan dijajaki. Kalau kemudian FS-nya benar dibuat oleh USTDA dan dinyatakan layak dibangun (jembatannya) kan kita tinggal mencari investor yang mau membiayainya,” tandasnya.
Lebih jauh, bupati menjelaskan, Pemda KSB sangat antusias dengan tawaran USTDA itu. Karenanya dalam waktu dekat Pemda KSB akan segera membahasnya lebih lanjut dengan lembaga dari Amerika tersebut.
“Kita akan menyampaikan beberapa titik yang memungkinkan menjadi lokasi bangunan ujung jembatan di wilayah kita. Mungkin di pantai Balad kalau ujungnya di pulau Lombok di Labuan Haji. Atau di Poto Tano. Yang jelas proposalnya nanti akan kita buat segera,” katanya. (MYM)
Baca Juga :