Model pengelolaan hasil tani serupa, kata Ali BD, juga diterapkan di Israel, namanya Kibbutz. Mereka mengembangkan pertanian secara komunal dan sekarang diperluas dengan industri pariwisata dan pabrik pengolahan hasil pertanian. Pemerintah juga memberi subsidi bagi masyarakat tani Kibbutz tersebut.
Di Indonesia, lanjut Ali BD, bisa saja meniru cara Al Zaytun atau Kibbutz di Israel, dengan berbagai motif yang mengikatnya, apakah agama,budaya atau keyakinan politik.
Baca Juga:
- Nahkodai DPW PAN NTB, Konsolidasi Jadi Misi Perdana LAZ
- HKB 2025 di NTB: BNPB Tebar Ribuan Bibit Pohon, Mitigasi Bahaya Tsunami Kota Mataram
- Prediksi Ilmiah Final El Clasico Copa Del Rey 2025, Benarkah Barca Lebih Unggul?
- Ahsanul Khalik: Mengabdi dengan Hati, Memimpin dengan Solusi
“Misalnya atas dasar Islam, Kristen, Buddha atau Hindu. Jangan sebaliknya selalu kita melihat dari sisi negatif atau kriminal saja, seakan-akan orientasi pandangan kita bersifat kriminal,” tegas Ali BD.
Sebelumnya, Al Zaytun menjadi pembahasan hangat jagat maya karena dianggap menyimpang. Mereka dianggap sesat karena mengajarkan kepada siswa lagu-lagu Yahudi atau salam Yahudi.
Kemudian saf perempuan dan laki-laki yang bercampur, perempuan dapat menjadi penyiar salat Jumat, hingga muazin menghadap salat ke jamaah, bukan menghadap kiblat.(MKR)