Lombok Timur

Pedagang Garam Eceran di Lombok Timur Mengaku Sulit Dapat Stok Garam

Selong (NTB Satu) – Garam sedang menjadi perbincangan. Sebab harganya yang melambung tinggi. Kenaikan harga garam sudah terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Kondisi ini disebut-sebut karena kurangnya produksi akibat cuaca yang tidak menentu. Di tengah terbatasnya produksi ini, pengusaha dari luar juga berlomba-lomba membeli garam dari NTB.

“Dari pengusaha-pengusaha garamnya bilang, ada pembeli dari Singapura yang turun langsung mengambil garam disini. Makanya agak susah kita mendapatkan pesanan,” kata Hamdun, salah satu pedagang eceran garam di Kecamatan Sakra, Lombok Timur.

Lebih lanjut, informasi yang diterima, pengusaha luar negeri ini membeli dengan harga tinggi. Sehingga pembeli-pembeli lokal menjadi kalah saing.

“Mereka datang membeli dengan harga tinggi. Yang biasa tempat kita mesan jadi susah juga membeli garam dari petani karena harga sudah tinggi,” imbuhnya.

Hamdun juga tak menampik terbatasnya produksi garam akibat curah hujan membuat petani garam gagal panen. Dampaknya, pasokan ke pasar-pasar menjadi terbatas.

Beberapa bulan lalu, menurutnya tidak susah mendapatkan pesanan, berapapun garam yang diminta. Garam yang dijualnya adalah garam produksi petani di wilayah Lombok Timur Selatan.

“Pas normal, berapapun kita minta selalu dikasi. Sekarang cuma dikasi jatah membeli hanya Rp30 ribu,” imbuhnya.

Ia menggambarkan, garam yang dikemas bungkusan Rp2.000 takarannya hanya dua genggam. Padahal sebelumnya dengan harga Rp3.000 saja sudah mendapat sekantong plastik kecil ukuran sekiloan.

“Garam yang kita beli Rp2.000 sebelumnya, masih lebih banyak dibanding garam yang kita beli dengan harga Rp4.000 sekarang,” tuturnya memberi perbandingan.

Harapannya, stok garam bisa tetap tersedia meskipun harus membeli dengan harga mahal.

Sebelumnya berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB produksi garam NTB, tahun 2022 lalu sebesar 86.429 ton. Dihasilkan dari produksi di Bima 77,740 ton, Lombok Tengah 975 ton, Kabupaten Sumbawa 4.336 ton, Kota Bima 31 ton, Lombok Barat 962 ton dan Lombok Timur 2.386 ton. Tahun-tahun sebelumnya, produksi garam bisa mendekati 200 ribu ton. (ABG)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button