Mataram (NTB Satu) – Masyarakat diminta waspada terhadap maraknya calo umrah yang mengatasnamakan travel umrah tertentu dalam perekrutan calon jemaah. Calo umrah terindikasi marak dan berpotensi memicu banyaknya kasus terkait jamaah umrah.
Peringatan ini disampaikan pengurus nasional Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH), Alhabib Sayyid Muhammad Salim Alkaff di Mataram, Selasa 9 Mei 2023.
Menurutnya, banyak bermunculan oknum-oknum yang mengatasnamakan dirinya dari perusahaan travel haji dan umrah tertentu. Padahal, ia hanya calo yang memanfaatkan kedekatannya dengan travel umrah tertentu untuk mengambil hati calon jemaah.
“Banyak yang mengatasnamakan dirinya agen travel umrah tertentu, bahkan ada juga yang mengaku-ngaku sebagai pemilik travel. Hati-hati,” katanya.
Belakangan mengemuka sejumlah kasus travel umrah. Dari yang tidak memberangkatkan, sampai menelantarkan calon jemaah. ujung-ujungnya, calon jemaah yang menjadi korban.
Salah satu kasus pencatutan nama travel umrah menimpa travel haji dan umrah Darul Abidin di Lombok. Travel haji dan umrah miliknya ini dicatut namanya oleh seorang oknum di Wilayah Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.
Alhabib mengatakan, ada lebih dari 30 calon jemaah umrah yang sudah ditarik dananya oleh oknum dimaksud. Namun kenyataannya dana jemaah tidak diserahkan ke Darul Abidin.
Dana yang terkumpul lebih dari Rp800 juta justru dimanfaatkan oleh oknum untuk kepentingan pribadi. Ujung-ujungnya, travel umrah yang menjadi sasaran.
“Darul Abidin sudah memberangkatkan lebih dari 500 jemaah umrah. Tidak pernah ada masalah. Tiba-tiba ada orang yang mengaku dari Darul Abidin kemudian menarik dana calon jamaah. Calon jamaah sudah lunas. Ternyata tidak ada yang sampai ke Darul Abidin dana tersebut,” paparnya.
Untuk meyakinkan calon jemaah, oknum ini juga melibatkan tokoh agama salah satu pondok pesantren di Aikmel, Lombok Timur.
Alhabib menambahkan, sebab nama Darul Abidin sudah dijual, akhirnya calon jamaah harus diberangkatkan dengan dana talangan. Layanan jasa haji dan umrah ini adalah bisnis kepercayaan.
“Dari pada nama perusahaan rusak, calon jamaah diberangkatkan. Dengan janji, biaya jamaah akan diselesaikan. Nyatanya, sampai mau kembali, dana talangan tidak diganti. Bahkan, dibuat kesan seolah – olah jamaah terlantar di Tanah Suci. Padahal sudah jelas jelas, jemaah diberangkatkan, dilayani, bahkan sampai kembali lagi ke Tanah Air. Sudah jadi korban, travel umrah Darul Abidin malah difitnah. Ini contoh-contoh kasus yang harus diantisipasi oleh masyarakat,” imbuhnya.
Kepada masyarakat yang ingin berumrah, diingatkan agar jangan percaya kepada calo. Pastikan agen-agen travel umrahnya memiliki ID Card yang menerangkan tentang legalitas travel umrahnya.
Sebisa mungkin, jemaah melakukan penyetoran langsung ke kantor travel umrah. Tanpa melalui calo atau perantara. Guna menghindari persoalan kemudian hari. (ABG)