Mataram (NTB Satu) – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) memberi saran kepada Presiden Jokowi agar tidak terlalu jauh terlibat dalam kontestasi politik jelang Pemilu 2024 mendatang.
JK menyatakan hal itu sebagai respons dari langkah Jokowi yang tidak mengundang salah satu petinggi partai yakni Surya Paloh dalam pertemuan di Istana Merdeka, Selasa 2 Mei 2023.
“Karena ini di Istana membicarakan tentang urusan pembangunan atau apa itu wajar saja. Tapi kalau bicara pembangunan saja mestinya NasDem diundang. Berarti ada pembicaraan politik,” ujarnya JK dilansir dari CNN Indonesia.
Kemudian Jusuf Kalla meminta Presiden Jokowi meniru langkah presiden sebelumnya seperti Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilai dapat menjauhkan diri dari politik pada saat akhir jabatannya.
“Presiden seharusnya seperti ibu Mega, SBY, ketika itu akan berakhir maka tidak terlalu jauh melibatkan diri, suka atau tidak suka dalam perpolitikan. Supaya lebih demokratis,” tegasnya.
Pada Selasa lalu, Jokowi telah mengumpulkan petinggi partai politik di Istana Kepresidenan, Jakarta. Salah satu partai yakni PPP menyebut pertemuan itu membahas pencapresan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Pada kesempatan yang lain, Jokowi menyangkal kritik yang menyebut dirinya telah ikut campur atau terlibat urusan koalisi partai politik pada Pilpres 2024.
Jokowi mengatakan pertemuan dengan sejumlah pemimpin partai politik hanyalah diskusi, termasuk saat mengumpulkan pejabat teras partai politik di Istana beberapa hari lalu.
“Bukan cawe-cawe, wong itu diskusi saja kok cawe-cawe, diskusi,” kata Jokowi di Sarinah, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis 4 Mei 2023.
Jokowi menegaskan statusnya bukan hanya kepala negara, melainkan juga pejabat politik, oleh karena itu dia merasa wajar jika berdiskusi dengan partai-partai politik.
“Tolonglah mengerti bahwa kita ini juga politisi, tapi juga pejabat publik,” ujarnya. (ADH)