Daerah NTB

Distanbun NTB Laksanakan Program Perbanyak Benih di Puyung

Mataram (NTBSatu) – Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Benih Induk Pertanian melaksanakan program memperbanyak benih.

Kepala Distanbun NTB, Drs. H. Fathul Gani M.Si., mengatakan, program memperbanyak benih yang dilaksanakan Unit Produksi Benih (UPB) bersumber dari dana APBD dan APBN.

Hal itu bertujuan untuk memperbanyak benih padi MK. 1 2023 di UPB, Puyung, Lombok Tengah. Kemudian, pada, Senin 3 April 2023, Balai Benih Induk Pertanian melaksanakan kegiatan penanaman padi seluas satu hektare.

“Jenis varietasnya ada mekongga, kelas benih BD-BP,” ujar Fathul, Rabu, 5 April 2023.

Selanjutnya, Fathul menjelaskan, penanaman padi varietas mekongga bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan bibit tanaman.

“Selain itu, penanaman tersebut bertujuan memenuhi hasil capaian produksi benih padi persatuan,” terang Fathul.

Mekongga merupakan persilangan antara padi jenis Galur A2970 yang berasal dari Arkansas Amerika Serikat, dengan varietas yang sangat populer di Indonesia yaitu IR 64. 

Umur tanam mekongga relatif singkat, yaitu hanya 116 hingga 125 hari. Secara fisik, bentuk tanaman mekongga tegak dengan tinggi tanaman berkisar antara 91 sampai 106cm. Anakan produktif 13-16 batang.

Gabah dari mekongga berbentuk ramping panjang dengan tekstur rasa beras yang pulen. Karena, kadar amilosanya mencapai 23 persen.

Bobot 1000 butir gabah mekongga mencapai 28 gram. Sehingga, potensi hasil varietas ini mencapai 8,4 ton per hektar. Asalkan, tergarap dengan budidaya yang tepat.

Varietas padi mekongga tentu tidak asing bagi para petani di Indonesia. Sebab, padi mekongga dan ciherang adalah varietas populer di kalangan petani di Indonesia. Karena, keunggulan padi mekongga telah teruji di seluruh Indonesia.

Kehadiran varietas mekongga di Indonesia telah mencapai 15 tahun. Mekongga telah bertahan dari gempuran varietas-varietas padi unggul baru yang makin banyak di Indonesia.

“Belum lagi serbuan padi galur lokal yang juga tidak kalah banyak di Indonesia,” ungkap Fathul.

Meski diserbu oleh berbagai macam varietas padi baru, mekongga memiliki tempat tersendiri di hati para petani.

Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila sampai saat ini padi mekongga masih kuat bertahan. (GSR)


Lihat juga:

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button