Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) menyebutkan, beras kerap jadi pemicu angka inflasi. Oleh karena itu, Distanbun NTB akan menyiapkan berbagai strategi untuk menekan angka inflasi di NTB.
Sebab, komoditi beras dan cabai kerap menjadi pemicu meningkatnya angka inflasi.
Kepala Distanbun NTB, Drs. H. Fathul Gani mengatakan, ia memiliki tanggung jawab untuk mengurusi permasalahan beras dan cabai. Oleh karena itu, Distanbun NTB akan segera membangun koordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi angka inflasi.
“Kami sedang menghadapi dilema. Sebab, kami menginginkan untuk membantu petani dengan cara menetapkan harga jual gabah yang tinggi,” ujar Fathul, Senin, 27 Maret 2023.
Namun, Distanbun NTB mesti mempertimbangkan permintaan masyarakat yang menghendaki harga terjangkau. Maka, Distanbun NTB harus mencari jalan tengah dari dua situasi yang kini tengah berkembang.
“Sehingga, petani mendapatkan hasil yang baik. Kemudian, masyarakat pun mendapatkan harga yang terjangkau,” terang Fathul.
NTB mengalami surplus penyediaan beras. Memasuki April tahun 2023, NTB memiliki stok beras sebanyak 800.000 ton gabah kering giling, setara dengan 550.000 ton beras.
Distanbun NTB sangat optimis bahwa target produksi pada tahun 2023 mencapai 1,3 hingga 1,4 juta ton gabah kering giling. Itu artinya, Distanbun NTB mencapai target yang telah ditetapkan.
Fathul menyatakan, pihaknya akan menyiapkan strategi untuk mengurangi konsumsi beras. Menurut Fathul, diversifikasi pangan adalah hal yang penting.
Sehingga, Distanbun NTB harus memperluas ragam jenis asupan karbohidrat dalam tubuh manusia. Selain beras, manusia dapat mengonsumsi aneka umbi-umbian dan lain-lain.
“Kami melakukan itu untuk mengurangi konsumsi beras masyarakat NTB. Apabila strategi tersebut dapat terus dilakukan, kami yakin harga beras akan stabil, sehingga angka inflasi dapat terkendali,” jelas Fathul.
Apabila ekspor gabah dapat ditekan, Fathul yakin kebutuhan masyarakat lokal akan beras terpenuhi.
“Namun, saya melihat bahwa ada petani yang telah menyimpan gabah untuk menjual beras saat harga telah kembali normal,” tandas Fathul. (GSR)
Lihat juga:
- Dua Mahasiswa FAI Ummat Raih Prestasi Gemilang di MTQ Mahasiswa Nasional 2024
- Petugas Pengamatan Sebut tak Ada Erupsi dan Gempa di Gunung Sangeangapi
- BPBD: Kebakaran Ilalang, Bukan Erupsi Gunung Sangeangapi
- Satpol PP NTB Berantas 7.612 Batang Rokok llegal di Lombok Tengah
- Pjs Bupati Sumbawa Tutup Kegiatan Latihan Bela Diri Anggota Satpol PP