Kota Mataram

DPRD Soroti Kemiskinan Ekstrem di Kota Mataram

Mataram (NTBSatu) – Kemiskinan menjadi tantangan bagi setiap daerah, termasuk di Kota Mataram. Dimana terdapat 22.491 Kepala Keluarga (KK) yang dikategorikan dalam kelompok kemiskinan ekstrem.

Wakil Ketua DPRD Kota Mataram Abdul Rachman mengaku belum mendapatkan sama sekali data tersebut dari Pemkot Mataram. Sehingga tidak mengetahui secara pasti akan kebenaran dan bukti rilnya.

“Saya masih belum dapat datanya, saya minta data 22 ribu lebih KK itu di mana,” tandas Abd Rahman kepada NTB Satu Senin 27 Maret 2023.

Politisi Gerindra ini juga menyoroti keterbukaan data itu yang dinilainya terlambat dimunculkan. Sebab menurutnya informasi terkait data yang akurat dan cepat dapat membuat kebijakan dalam upaya pengentasan persoalan kemiskinan menjadi sangat efektif dan terukur.

“Tolong berikan kami data, biar kami di DPRD sikapi,” tutur Rahman.

Ia juga menyayangkan terkait dengan penanganan kemiskinan di Kota Mataram yang dinilainya belum dilakukan sesuai harapan.

Terlebih anggaran yang khusus mengatasi persoalan kemiskinan telah ada dan teralokasikan setiap tahun kepada Dinas Sosial. Namun itu tidak digunakan dengan maksimal.

“Anggaran di Dinas Sosial dikemanakan, kenapa kemiskinan ekstrem baru dimunculkan sekarang, kenapa tidak di tahun-tahun sebelumnya biar diatasi segera. Kami siap bantu di DPRD jika data itu ada ril,” tegasnya.

Ia mengaku akan memanggil OPD terkait untuk mempertanyakan data kemiskinan ekstrem itu. Sebab DPRD tidak ingin ada perbedaan fakta lapangan dengan data dari pemeritah kota itu sendiri. Serta DPRD akan melakukan proses pengecekan bersama dengan seluruh instansi terkait.

“Kami akan memanggil pemerintah kota jika benar adanya angka segitu,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram, Muhammad Ramayoga menjelaskan, berdasarkan data Tim Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Kemiskinan bahwa penduduk miskin ekstrem di Kota Mataram mencapai 22.491 KK.

Jumlah ini akan diturunkan secara perlahan sesuai dengan target Presiden Republik Indonesia 0 persen. Meskipun diakui, sulit merealisasikan target tersebut. “Kita tidak bisa terealisasi 0 persen, tetapi kita akan mengupayakan sesuai target itu,” kata Yoga.(ADH)


Lihat juga:

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button