Daerah NTB

Merugi Karena Harga Ayam yang Anjlok, Asosiasi Ternak Gedor Kantor DPRD NTB

Mataram ( NTB Satu)- Gerakan Advokasi Rakyat untuk Demokrasi dan Kemanusiaan (GARUDA) bersama Asosiasi Ternak Rakyat NTB melakukan aksi di depan gedung DPRD Provinsi NTB pada Kamis 9 Maret 2023. Aksi itu untuk meminta para wakil rakyat memperhatikan kondisi peternak lokal yang sedang mengalami kesulitan.

Dari pantauan NTB Satu di lokasi, massa sksi mulai bergerak dan berdatangan serta melakukan aksi di depan gedung DPRD Provinsi NTB sekitar pukul 10.30 Wita. Setelah itu mereka melakukan orasi untuk menyuarakan tuntutannya.

IKLAN

Mereka menilai saat ini banyak perusahaan raksasa bidang peternakan yang masuk ke pasar tradisional di daerah ini. Sehingga berdampak pada harga jual ayam yang anjlok dan tidak sebanding dengan modal produksi yang dikeluarkan peternak.

Keberadaan perusahaan raksasa bidang peternakan di NTB akan dipastikan membuat peternak ayam skala kecil akan kalah bersaing dengan korporat multinasional tersebut yang notabene memiliki modal besar. Beberapa perusahaan besar yang disebut seperti PT. MSJ, PT. CP, PT. CAS dan PT. JCG.

Menurut Garuda dan Asosiasi Ternak Rakyat NTB bahwa pemerintah telah membiarkan perusahaan besar tersebut dalam memonopoli dan membuat peternak ayam skala kecil mati.

Oleh karenanya Garuda bersama Asosiasi Ternak Rakyat NTB menuntut dengan tegas kepada pemerintah NTB untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Mereka membawa beberapa tuntutan yakni menuntut adanya stabilisasi harga serta penetapan harga acuan ayam boiler, meminta Pemprov dan DPRD NTB untuk melarang perusahaan luar bidang peternakan skala besar berusaha di NTB, mendorong Pemprov untuk menciptakan iklim usaha unggas lokal kondusif, serta meminta DPRD NTB untuk membuat Perda tentang tata kelola usaha peternakan.

IKLAN

Setelah berorasi, massa ditemui oleh Wakil Komisi II DPRD Abdul Rauf. Ia mengatakan pihaknya bahwa akan mencari solusi dari persoalan itu dan memberikan perhatian yang besar terkait dengan jebloknya harga komoditas peternakan di lapangan.

“Harus ditemukan titik imbang, tidak boleh ada jor-joran yang menyebabkan peternak mejadi rugi akibat harga anjlok,” ujar Abdul Rauf

Rauf juga mengatakan bahwa pihaknya akan menyurati perusahaan terkait dan juga instansi yang mengurusi persoalan itu pada pekan depan untuk berkoordinasi lebih lanjut dan menemukan solusi bagi para peternak kedepannya.

“Kami tidak akan diam, akan segera berkoordinasi dengan perusahaan terkait. Kami akan lakukan pertemuan dengan mereka, kami akan bahas dengan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perdagangan,” tambah Rauf. (ADH)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button