Mataram (NTB Satu) – Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan sebuah proyek penanaman karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai pancasila di setiap jenjang satuan pendidikan.
Proyek penanaman karakter siswa ini sebenarnya sudah ada sejak 2016, namun pada tahun ajaran 2022/2023 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) memasukkan P5 menjadi salah satu bagian dari Kurikulum Merdeka.
Sekolah yang menerapkan kurikulum tersebut maupun sekolah yang belum menerapkan turut serta mulai melakukan proyek penanaman karakter siswa sesuai nilai-nilai pancasila.
SMPN 10 Mataram, contohnya, sekolah yang telah menerapkan kurikulum merdeka ini juga telah memulai proyek penguatan profil pelajar pancasila dengan tema gaya hidup berkelanjutan.
“P5 menjadi media kita dalam rangka mewujudkan profil pelajar pancasila, dengan penerapan gaya hidup berkelanjutan melalui terbentuknya bank sampah di SMPN 10 yang memiliki dua unit produksi, produksi sampah organik dan anorganik,” ungkap Kepala SMPN 10 Mataram, H. Chamim Tohari, S.Pd.
Tidak hanya itu, P5 juga menjadi acuan dalam penerapan kurikulum merdeka sehingga anak-anak tidak hanya diberikan teori dalam pembelajaran tetapi diajarkan melalui proyek kegiatan.
“Melalui gaya hidup berkelanjutan yaitu mengolah sampah organik mauapun anorganik, saya anggap sebagai nilai positif membiasakan sejak dini, membelajarkan untuk melestarikan lingkungan hidup dan mengelola sampah dengan baik,” jelas Chamim.
Chamim menambah, kegiatan ini sebagai bentuk kontribusi pihak sekolah menyiapkan generasi masa depan Indonesia. “Ini bentuk sumbangsih kami dari pihak sekolah untuk menyiapkan generasi mendatang menjadi generasi yang berkualitas dan mempunyai mental jiwa pancasila yang kuat terhadap negeri ini,” tambah Chamim.
Berbeda dengan SMPN 10 Mataram, SMPN 11 Mataram sebagai sekolah yang belum menerapkan kurikulum merdeka juga telah melakukan P5 dengan tema kewirausahaan dan kearifan lokal.
“Walaupun kami belum menerapkan kurikulum merdeka, namun yang menjadi acuannya yaitu profil pelajar pancasila sudah mulai kami lakukan,” ungkap Kepala SMPN 11 Mataram, H. Azizudin, S.Pd., M.Pd., ME.
Aziz menjelaskan, sekolah yang dipimpinnya telah melakukan P5 melalui program Sabtu Budaya dengan memasukkan muatan lokal dan bazar hasil karya siswa saat pembagian rapot.
“Melalui program Sabtu Budaya kami masukkan juga muatan lokal, terakhir membahas bubur merah dan bubur putih yang menjadi tradisi di Lombok. Anak-anak mempraktekan dan mempresentasikan pembuatannya, serta menjelaskan asal-usulnya,” jelas Aziz.
Terkait kegiatan bazaar hasil karya siswa, kata Aziz, anak-anak menjual hasil materi prakaryanya seperti tahu diolah menjadi makanan dan dijual pada orang tua dan teman-temanya sendiri saat pembagian rapot.
“Para orang tua mendukung kegiatan tersebut dan dari kegiatan itu dapat meningkatkan kemandirian, jiwa kewirausahaan, dan kepeceryaan diri siswa,” tambah Aziz.
Dilansir dari Panduan Penguatan Projek Profil Pancasila, terdapat 8 tema projek profil yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan dari SD/MI sampai SMA/MA/SMK/MAK dan sederajat, yaitu: Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi, Rekayasa dan Teknologi, Kewirausahaan, dan Kebekerjaan. (JEF)