Mataram (NTB Satu) – Summit Institute for Development (SID) telah meluncurkan aplikasi digital bertajuk “Bunda”. Aplikasi ini akan memberikan pelayanan pada ibu dan anak.
Oleh karena itu, SID mengajak Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB untuk menggunakan “Bunda” sebagai aplikasi yang dapat menangani permasalahan pada ibu dan anak. Terlebih, “Bunda” merupakan aplikasi yang kini mulai diminati oleh masyarakat.
Chief Project Officer Summit Institute for Development, Yuni Setiyawati mengatakan, program “Bunda” berbasis android, dan dapat digunakan tenaga kesehatan garis depan. Yuni telah menyesuaikan program “Bunda” agar sesuai dengan rekomendasi yang berlaku.
“Untuk membuat program-program yang berkelanjutan, kami telah berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah. Pemprov NTB, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, dan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur turut mendukung kegiatan-kegiatan SID. Kerja sama ini dilakukan untuk membuat program-program yang terus berkelanjutan,” ungkap Yuni, selepas diskusi bersama jajaran Pemprov NTB di Mataram, Senin, 16 Januari 2023.
Program “Bunda” akan menghasilkan feedback yang akan diterima oleh ibu dan tenaga kesehatan.
Sebelum meluncurkan platform digital, SID telah melakukan penelitian terlebih dahulu. Pelatihan tersebut berfungsi agar SID mengetahui mengenai siapa saja yang sebenarnya dapat menggunakan platform yang akan dibuat. Apabila terdapat masyarakat yang tidak dapat menggunakan platform digital, SID telah mengarahkan tim lapangan untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut.
“Diskusi yang kami lakukan bersama Pemprov NTB sebenarnya bertujuan untuk menjalin kolaborasi dengan pemerintah. Kami ingin menyampaikan kepada pemerintah bahwa program-program penanganan yang dilakukan sebenarnya telah diterima masyarakat,” tandas Yuni.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri MM.MARS., mengatakan, hasil diskusi dengan SID mengarah pada tata cara menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Untuk menurunkan, Pemprov NTB akan membuat sistem pencatatan mengenai pelaporan kondisi kesehatan ibu dan bayi di setiap posyandu dan puskesmas.
“Pada tingkat posyandu keluarga, kami telah melakukan proses skrining ibu dan bayi. Kemudian, data-data mengenai ibu dan bayi akan dihimpun menjadi satu,” ujar dr. Fikri.
Ke depannya, Pemprov NTB berharap agar SID mau membantu untuk melakukan pelatihan mengenai sumber daya manusia yang tepat untuk menekan angka kematian pada ibu dan bayi.
“Dengan SID, kami akan membantu sistem kesehatan yang berbasi teknologi digital,” pungkas dr. Fikri. (GSR)