Kesehatan

Bio Farma Group Dorong Industri Farmasi Indonesia Naik Kelas dengan Produksi Obat Sendiri

Mataram (NTB Satu) – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan PT Kimia Farma Apotek (KFA) telah menandatangani kerja sama strategis dengan Indonesia Investment Authority (INA) dan didukung oleh Silk Road Fund (SRF) pada 13 November 2022 lalu, di Hotel Indigo Seminyak, Bali.

Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury mengatakan, kerja sama itu merupakan bentuk upaya konkret dari Kementerian BUMN, dalam hal ini holding farmasi untuk bisa mengembangkan sektor kesehatan di Indonesia.

“Indonesia setelah melewati pandemi, tantangannya adalah bagaimana sektor kesehatan ini bisa diakses dan dijangkau masyarakat. Tentunya, kerja sama ini juga mendorong kita lebih mandiri,” kata Pahala.

Pahala tidak memungkiri, Indonesia dalam bidang kesehatan masih didominasi produk impor. Dengan kerja sama ini, Pahala berharap, Kimia Farma dan Kimia Farma Apotek tidak hanya dapat melakukan distribusi produk, namun juga dapat mengembangkan dan riset produk secara mandiri.

“Yang terpenting adalah meningkatkan kualitas pelayanan healthcare untuk masyarakat di Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.

Untuk diketahui, investasi dari INA akan digunakan untuk pengembangan bisnis Kimia Farma dan Kimia Farma Apotek . Hingga triwulan 2 tahun 2022, ekonomi Indonesia mampu tumbuh impresif sebesar 5,44 persen (year on year/yoy), kendati menghadapi tekanan inflasi global dan ancaman resesi. Kondisi positif tersebut turut mendorong pertumbuhan industri kesehatan sebesar 6,45 persen hingga Juni 2022.

Komitmen Biofarma sebagai salah satu BUMN farmasi adalah bisa mengembangkan produk, serta meningkatkan layanan kesehatan yang terintegrasi di Indonesia melalui kerja sama dengan berbagai pihak.

Biofarma akan mendorong industri kesehatan nasional naik kelas menuju kualitas dan standar internasional. Untuk itu, penandatanganan kerja sama strategis itu menjadi langkah penting dalam rangka memperkuat permodalan perseroan dan mendukung ekspansi anak perusahaan ke tingkat selanjutnya.

Total investasi yang digelontorkan oleh INA dengan dukungan SRF sekitar Rp1,86 triliun untuk 40 persen kepemilikan di KFA. Investasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis KFA, kebutuhan modal kerja, serta meningkatkan efisiensi operasional.

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menyampaikan, bahwa kerja sama investasi ini menjadi landasan bagi grup Bio Farma dalam meningkatkan kontribusi lebih besar lagi terhadap kemajuan industri kesehatan Indonesia.

“Kami percaya bahwa dengan peningkatan kelas industri healthcare maka berdampak positif pula terhadap tingkat kesehatan masyarakat di Indonesia,” jelasnya.

Adapun Chief Executive Officer INA, Ridha Wirakusumah menggarisbawahi, Kimia Farma Group merupakan perusahaan yang secara mumpuni memiliki kapasitas dari hulu ke hilir di seluruh rantai sektor farmasi, dengan lebih dari 1.100 outlet, 400 klinik, dan 70 laboratorium diagnostik.

“Kami percaya kerjasama dengan SRF yang dituangkan dalam perjanjian ini akan mendukung ekspansi perusahaan guna meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia yang kurang terlayani,” tandasnya.

Sesuai dengan mandatnya, INA berperan untuk menarik investor, baik domestik maupun internasional, untuk mendukung pengembangan bisnis kesehatan berkelanjutan di Indonesia. Sebagai salah satu sumber pembiayaan alternatif, keterlibatan SRF dan INA mendukung perwujudan kemakmuran jangka panjang bagi seluruh masyarakat Indonesia. (RZK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button