Mataram (NTB Satu) – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram untuk menjadikan Mataram sebagai sentra atau kota kuliner terdengar meragukan bagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mataram.
Ketua Komisi II DPRD Kota Mataram, Herman menyebut rencana tersebut terdengar tidak begitu esensial, karena pusat-pusat kuliner di Kota Mataram sudah jelas dan terkenal.
“Menurut saya itu hanya wacana. Karena tanpa dipetakan pun, semua orang tahu sentra kuliner di Mataram itu di mana saja, se-Indonesia sudah tahu. Misalnya di Taliwang dan Rembiga,” ucap Herman saat ditemui di kantornya belum lama ini.
Ia menekankan, agar Pemkot Mataram melalui Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disperinkop UKM) lebih baik fokus untuk membina kelompok UMKM yang ada di Kota Mataram.
Dalam temuannya, sering kali pelaku UMKM dibiarkan berjalan sendiri, lalu ketika sudah mulai maju dan terkenal, Pemkot Mataram mulai mendekati dan masuk seolah-olah UMKM tersebut hasil binaan pemerintah.
“Yang penting itu langkah nyata untuk memberikan perhatian, jangan sampai pelaku UMKM itu berjalan dengan sendiri,” imbuhnya.
Ia juga memberi catatan soal sepinya wisatawan yang berkunjung ke Kota Mataram saat perhelatan balapan dunia WorldSBK 2022 di Mandalika beberapa waktu lalu.
Ia meminta, agar pemerintah melakukan terobosan dalam upaya menggaet wisatawan yang datang ke Lombok untuk berkunjung ke Kota Mataram, agar seluruh masyarakat khususnya pelaku UMKM di Kota Mataram turut merasakan manfaatnya.
Kepala Disperinkop UKM Kota Mataram, Lalu Fatwir Uzali saat dikonfirmasi pendapatnya pada Senin, 5 Desember 2022 menegaskan, bahwa “Mataram Kota Kuliner” ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kuliner.
“Saya yakin ide ini akan terus menjadi ikhtiar karena banyaknya aneka ragam kuliner dari berbagai daerah di Kota Mataram,” kata Fatwir kepada NTB Satu.
Saat ini pihaknya sedang merancang peta kuliner Kota Mataram, agar wisatawan dimudahkan menuju destinasi wisata kuliner tujuan.
“Contohnya jika ingin sate, bisa datang ke Rembiga. Untuk makanan dari berbagai daerah bisa ke Jalan Majapahit dan Sriwijaya. Lalu ikan bakar di sekitar Loang Baloq, dan lain-lain. Pantauan saya, para wisatawan juga banyak yang mencari makan di Kota Mataram,” terangnya.
Diinisiasinya program itu karena usaha kuliner saat ini sedang menjadi tren di kalangan pelaku UMKM dengan berbagai jenis produk makanan, dari yang modern hingga tradisional.
“Dengan dicanangkannya “Mataram Kota Kuliner”, diharapkan bisa lebih memotivasi pelaku UMKM untuk meningkatkan jenis usaha, kreativitas, serta profesionalisme kerja,” tutupnya. (RZK)