Daerah NTB

TPID NTB Kembali Turun Pantau Harga Sembako Jelang Nataru

Mataram (NTB Satu)- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di NTB secara intensif melakukan pemantauan harga di pasar-pasar tradisional. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gejolak harga jelang natal dan tahun baru.

Rabu 23 November kemarin, TPID NTB dan Kota Mataram turun kembali ke pasar-pasar percontohan di Kota Mataram. Diantaranya ke Pasar Pagesangan, dan Pasar Mandalika.

Pemantauan harga dilakukan terutama untuk kebutuhan-kebutuhan strategis seperti cabai, tomat, bawang, telur, beras, dan lainnya.

Deputy Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, Achmad Fauzi, dan Kepala Biro Perekonomian Setda NTB, H. Wirajaya Kusuma, dan jajaran TPID lainnya turun langsung ke pasar-pasar ini untuk menanyakan harga-harga kebutuhan kepada para pedagang. Secara umum, berdasarkan penjelasan para perdagangan terjadi kenaikan harga pada level sangat normal. Selain itu, stok-stok kebutuhan juga tersedia cukup di pasaran.

Masyarakat diminta tidak khawatir, apalagi panik dan membeli kebutuhan dalam jumlah besar. Sehingga terjadi situasi yang memungkinkan oknum-oknum spekulan menaikkan harga barang.

H. Wirajaya Kusuma di Pasar Mandalika, mengatakan. Dari aspek ketersediaan kebutuhan, sejauh ini tidak bermasalah. Soal harga yang flutuasi, menurutnya wajar. Misalnya, tomat, pedagang mengambil keuntungan dari pengepul sebesar Rp1.000, atau Rp2.000 perkilonya.

“Harga tomat diambil Rp15.000 perkilo, dijual Rp17.000 perkilo. Artinya, ketersediaan stok mencukupi dan tidak ada masalah. Beras juga sangat tersedia sampai enam bulan kedepan. Menghadapi natal dan tahun baru ketersediaan stok tercukupi di NTB. dan harganya relative masih terjangkau,” jelas Wirajaya.

Untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga pada kebutuhan strategis, intervensi yang dilakukan salah satunya, Bank Indonesia, Bulog mengerahkan kendaraan untuk menjual bawang, beras, dan tomat di pasar-pasar. Operasi pasar ini dilakukan untuk menstabilkan harga.
Wirajaya mengatakan, rencananya kegiatan operasi pasar seperti ini akan dilakukan sampai harga diyakinkan tetap stabil. Jika memungkinkan dilakukan sampai tahun baru 2023.

Sementara itu, Achmad Fauzi menyampaikan, keadaan inflasi NTB di angka 6,7 persen. turun dari periode yang sama tahun 2021 lalu sebesar 6,84 persen. dengan pengendalian harga melalui operasi pasar diharapkan komoditas strategis tetap berada pada harga normalnya.

“Kita lakukan operasi pasar di empat pasar, di Mandalika, Pagesangan, Kebon Roek dan Sindu,” ujarnya.

Inflasi NTB diharapkan terjaga sesuai target, atau tidak jauh dari target setahun. Tahun 2022 ini target inflasi berada pada kisaran 5 persen lebih rendah dari inflasi nasional, atau maksimal 6 persen.(ABG)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button