Mataram (NTBSatu) – Sejumlah Trekking Organizer (TO) atau penyedia jasa aktivitas wisata Gunung Rinjani kembali melakukan aksi protes, Selasa, 8 April 2025.
Aksi yang berlangsung di depan Kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Kota Mataram itu, menuntut penambahan kuota pendakian.
Kepala BTNGR, Yarman, S.Hut., M.P., menjelaskan bahwa kegiatan hari ini merupakan audiensi. Namun, banyak massa yang hadir untuk menyampaikan tuntutannya.
“Sehingga banyak masyarakat mengira kegiatan audiensi hari ini sebagai aksi demonstrasi. Atau protes untuk penambahan kuota,” ucapnya kepada NTBSatu, Selasa, 8 April 2025.
Meskipun begitu, Yarman mengaku ada beberapa tuntutan yang para TO dari Senaru sampaikan pada momen tersebut.
“Salah satunya terkait penambahan kuota pendakian dan berbagai fasilitas pendukung,” jelasnya.
Yarman menegaskan, penambahan kuota pendakian tersebut tidak boleh sembarang. Perlu mempertimbangkan sarana dan prasarana.
Terlebih, adanya pembatasan kuota itu supaya pengunjung khususnya pendaki menikmati keindahan Gunung Rinjani dengan aman dan nyaman.
“Solusinya untuk tuntutan penambahan kuota akan dilakukan pengkajian terlebih dahulu. Melibatkan pihak-pihak terkait dan berkompetensi,” tambahnya.
BTNGR pun berkomitmen untuk menyelesaikan masalah yang ada demi kepentingan dan kebaikan bersama. Baik para TO dan juga untuk pendaki.
“Kita akan mengundang perwakilan dari pengurus forum, karena para TO ini berada di bawah forum,” katanya.
Yarman tetap mengimbau para TO untuk tetap memperhatikan SOP yang berlaku. Di antaranya, SOP pendakian, SOP sampah, SOP evakuasi, dan termasuk penetapan jumlah kuota.
Sebelumnya, pada hari pertama pembukaan aktivitas wisata Gunung Rinjani, para TO atau penyedia jasa menggelar aksi protes penambahan kuota pendakian.
Saat itu, yang melakukan aksi protes dari Forum Wisata Lingkar Rinjani. Semula, antara pihak BTNGR dan forum sudah ada pembicaraan. Para prinsipnya, forum memberikan dukungan terhadap aktivitas pendakian.
“Tapi mungkin memang ada yang suka dan tidak suka, dan hal ini wajar saja untuk terjadi. Tapi beruntungnya kegiatan pendakian tetap berjalan lancar,” ungkap Yarman, Kamis, 3 April 2025. (*)