Mataram (NTBSatu) – Warga Gili Meno, Desa Gili Indah Kecamatan Pemenang Lombok Utara, melakukan aksi demo Kamis 10 Oktober 2024.
Warga menolak rencana pembangunan gedung dan instalasi air PT Tiara Cipta Niwana (TCN) yang dikhawatirkan merusak lingkungan.
Warga Gili Meno tidak ingin lingkungan mereka, khususnya kawasan perairan rusak sebagaimana terjadi di Gili Trawangan.
Aksi dipimpin langsung Kepala Dusun Gili Meno, Masrun sekitar Pukul 16.00 Wita. Warga berkumpul di masjid Nurul Ihsan dusun setempat, lantas bergerak ke lokasi pembangunan proyek penampungan air milik PT TCN.
Warga melakukan long march melalui jalan dusun sembari memekikkan yel yel “tolak TCN”. Sampai di lokasi yang berjarak sekitar 1 kilometer dari masjid, warga tanpa pikir panjang, langsung memasang spanduk bertuliskan “Kami Masyarakat Gili Meno Menolak Keras PT TCN”.
Pemasangan spanduk berhadapan langsung dengan aktivitas proyek PT TCN, hanya berbatasan dengan jalan setapak. Sementara para pekerja proyek PT TCN sempat menghentikan aktivitasnya dan melihat dari jauh aksi unjukrasa. Warga juga tak mengusik para pekerja.
Selama proses pemasangan spanduk, warga lainnya terus berorasi.

Selain Kadus, aksi tersebut turut dipimpin langsung Direktur Walhi NTB, Amri Nuryadi. Menurut Amri, warga Gili Meno berhak atas air bersih yang difasilitasi oleh negara atau pemerintah daerah. Namun tidak lantas menghadirkan investasi yang akan merusak lingkungan.
“Pemasangan spanduk hari ini yang berbunyi, menolak keras PT TCN, bermaksud ingin menunjukkan bahwa pemenuhan hak dasar warga mendapat air bersih, tidak dengan merusak lingkungan,” tegas Amri, disambut pekik “Betulll” dari warga.
“Tidak dengan merusak destinasi wisata, tidak dengan merusak terumbu karang. Inilah yang sedang diperjuangkan oleh warga Gili Meno,” lanjut Amri dalam orasinya.
Aksi ini mendapat pengawalan dari seorang anggota Polisi dari unsur Bhabinkamtibmas dan TNI dari Babinsa Desa Gili Indah.
Amri mengingatkan, bahwa aksi tersebut adalah gerakan damai, tanpa ada unsur paksaan atau intervensi dari pihak mana pun. Murni dari hati nurani masyarakat yang ingin segera mendapatkan air bersih namun tanpa merusak lingkungan.
Demonstrasi sore hari ini mendapat perhatian dari sejumlah wisatawan asing. Beberapa dari mereka sempat menonton aksi sembari bertanya tanya ke warga sekitar. Ekspresi mereka tampak baisa saja dan tak terusik dengan aksi tersebut.
Setelah memasang spanduk di depan proyek penampun air PT TCN , massa kemudian bergerak ke area dermaga Gili Meno. Di sana warga kembali membentangkan spanduk di gapura loket tiket penyeberangan ke luar kawasan Gili.
Kali ini warga secara bergiliran berorasi, meminta warga kompak dengan gerakan penolakan PT TCN. Para tokoh masyarakat juga meminta tidak ada upaya dari warga lain untuk mengkhianati perjuangan tersebut.
Warga mengaku trauma dengan dampak lingkungan yang terjadi di GIli Trawangan. Informasi yang mereka peroleh, bahkan hasil temuan langsung kepala dusun, terjadi kerusakan terumbu karang dan biota laut lainnya sekitar area pengeboran air.
“Jangan sampai apa yang terjadi di Gili Trawangan, terjadi kerusakan juga pada spot wisata yang selama ini dikunjungi wisatawan mancanegara di Gili Meno, betul???,” teriak seorang warga dalam orasinya.
Di tempat yang sama, Kadus Gili Meno Masrun menegaskan, aksi kali ini adalah puncak dari keresahan warganya dengan aktivitas pembangunan PT TCN. Mereka melihat langsung proyek pembangunan untuk penampung air PT TCN dan dikhawatirkan akan berlanjut pada pembangunan instalasi dan pengeboran di kawasan pantai.
“Ini aksi kami sejak 2022, bahkan sejak saat itu kami sudah ajukan petisi penolakan terhadap PT TCN ini. Kami komitmen untuk menolak. Tapi sampai saat ini, mereka tetap melakukan aktivitas pembangunan,” ujar Masrun.
Bukan sekedar aksi tanpa bukti. Alumni Fakultas Teknik Universitas Mataram ini mengaku melihat langsung dampak lingkungan yang ditimbulkan PT TCN di Gili Trawangan. “Saya dua kali menyelam di sana. Sudah ada kerusakan terumbu karang,” ujarnya.
Terlebih, rencana pembangunan instalasi air di Gili Meno, berdekatan dengan coral garden, sebutan spot wisata favorit wisatawan asing di sana.
PT TCN memang sudah melakukan berbagai upaya pendekatan ke warga. Empat kali dilakukan sosialisasi untuk aktivitas pengeboran dan pembangunan instalasi, tetap ditolak warga. Sosialisasi tahun 2011 lalu, menurut Muhsin tidak sesuai dengan lay out, karena faktanya tetap berada di kawasan Gili Meno. “Silakan bangun instalasi air, tapi tidak di Gili Meno,” tegasnya.
Pembangunan Sesuai Jadwal

Bagaimana reaksi pihak PT TCN dengan aksi itu? Manager Site PT TCN, Yudiartha yang ditemui di lokasi proyek mengaku hanya sebagai pelaksana teknis pekerjaan. Ia bertanggungjawab menyelesaikan proyek sesuai yang sudah dijadwalkan pimpinannya. “Kami hanya divisi pelaksana, apa yang jadi instruksi itu yang dikerjakan. Tempat pembangunan ini juga lahan sendiri,” jawabnya.
Toh menurutnya, yang dibangun saat ini, hanya bangunan untuk pengolahan air bersih sementara. “Untuk perencanaan instalasi itu belum ya, belum mengarah ke sana. Kami hanya fokus ke sini dulu,” ujarnya.
Ditanya soal desakan warga agar hentikan proyek pembangunan air bersih, Yudi belum bisa menjawab. Tapi ia akan koordinasikan ke pimpinannya. “Kami akan koordinasi dengan manajemen, nanti arahannya seperti apa, kami akan ikuti,” pungkasnya.
Sementara itu, aksi massa berakhir sekitar Pukul 17.00 Wita. Warga pun membubarkan diri secara tertib. Namun menurut Kadus, aksi ini akan berlanjut sampai Pemda KLU mapun Pemprov NTB merespons tuntutan mereka. Menghentikan aktivitas PT TCN dan menghadirkan air bersih tanpa merusak lingkungan. (*)