Mataram (NTB Satu) – Pasar Hewan Selagalas Kota Mataram untuk pertama kalinya dibuka kembali pada Selasa, 6 September 2022 setelah tiga bulan lebih ditutup karena kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Pemeriksaan medis bagi hewan ternak di pasar tersebut diperketat. Sebanyak 13 ternak ditolak masuk ke Pasar Hewan Selagalas.
Dibukanya pasar tersebut, karena kondisi PMK di Mataram bahkan di Pulau Lombok yang sudah cukup melandai. Selain itu, untuk memulihkan kembali rantai ekonomi para peternak yang ada di Kota Mataram.
Namun, untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus, biosecurity pada pasar tersebut diperketat dengan dilakukannya pemeriksaan medis terhadap setiap ternak yang hendak masuk untuk diperjualbelikan di Pasar Hewan Selagalas.
“Hari Selasa, sekitar 244 sapi masuk, yang ditolak 13 karena (terindikasi) sakit PMK,” ujar Kepala Pasar Hewan Selagalas, Zainal Rahmat, Kamis, 8 September 2022.
Selain itu, penyemprotan disinfektan juga rutin dilakukan pada setiap sudut pasar tersebut, guna memutus kembang biak virus penyebab penyakit seperti PMK.
Zainal mengatakan, ternak yang diperjualbelikan di Pasar Hewan Selagalas berasal dari semua daerah di Pulau Lombok.
“Rata-rata pengusaha yang masuk itu dari Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Barat dan Kota Mataram itu sendiri,” imbuh Zainal kepada NTB Satu.
Pasar Hewan Selagalas sendiri, beroperasi sebanyak dua kali dalam seminggu, yaitu Selasa dan Kamis, dengan jumlah sapi yang masuk per harinya sekitar 200 hingga 300 ekor.
“Intinya, kami minta kepada pengusaha agar sapi yang dibawa benar-benar sehat supaya kita aman-aman saja dari PMK,” tutup Zainal.
Salah satu pengusaha ternak yang saat itu baru tiba di Pasar Hewan Selagalas, Zaen mengaku senang setelah dibukanya kembali pasar hewan tersebut. Karena beberapa bulan terakhir, jumlah penjualannya anjlok, kambing yang ia jual sulit menemukan pembeli karena hanya bisa dijual dari rumah.
“Selama PMK cuma jualan dari rumah, satu bulan itu kalau ada yang beli. Kalau di sini, seharinya pasti ada saja, walaupun pengunjung masih agak sepian,” ungkap Zaen. (RZK)