Daerah NTB

Cipayung Plus NTB sebut Marwah Kepolisian Merosot dampak Kasus Ferdy Sambo

Mataram (NTB Satu) – Terkait misteri kematian Brigadir J di rumah Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022, Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) yang tergabung dalam Cipayung Plus NTB menyebut marwah kepolisian merosot dengan adanya kasus tersebut.

Cipayung Plus NTB mendesak Presiden Jokowi untuk mengawasi kinerja kepolisian dalam mengusut kasus tersebut. Menurut Cipayung Plus NTB, misteri kematian Brigadir J perlu disikapi secara tegas.

IKLAN

Ketua DPD IMM NTB, Muhammad Anhar mengatakan perlu terdapat ketegasan dari Presiden Jowoki untuk menyelesaikan kasus tersebut.

“Kami berkumpul disebabkan adanya kesamaan pendapat. Kami meminta Presiden untuk copot petinggi kepolisisan, jika terbukti melanggar dan melindungi oknum tertentu, termasuk Jendral Pol. Listyo Sigit Prabowo,” kata Anhar.

Keterangan pers disampaikan oleh masing-masing Perwakilan dari DPD IMM NTB, Badko HMI Bali-Nusra, PW. KAMMI NTB, PKC. PMII Bali-Nusra dan KMHDI NTB pada Jumat, 19 Agustus 2022 di Tuwa Kawa Dasan Agung Mataram

Hal tersebut perlu didesak secara bersama lantaran sejauh ini tercatat sebanyak 31 personel kepolisian diduga melanggar kode etik profesionalisme dalam menjalankan tugas sebagai anggota.

IKLAN

“Sejujurnya, kami sangat menyayangkan manakala pernyataan pihak kepolisian yang sangat berbeda dengan fakta yang baru terungkap sekarang,” papar Anhar.

Apabila hal tersebut terus dibiarkan, maka dapat dipastikan bahwa tren kepercayaan publik terhadap Kepolisian bakal makin rendah

“Jangan sampai marwah kepolisian hilang karena Mantan Kadiv Propam itu ditakuti kalangan Polri,” tekan Anhar.

Tren hilangnya kepercayaan terhadap pihak kepolisian tersebut makin tampak di tengah riuhnya perayaan kemerdekaan.

Dalam beberapa platform media sosial, terdapat unggahan video yang memperlihatkan respons masyarakat manakala melihat anggota TNI dan Polisi.

“Polisi yang lewat diteriaki anggota Sambo, anggota Sambo,” tiru Anhar.

Dalam mempertahankan kepercayaan masyarakat, Anhar menyarankan agar Kapolri melakukan kilas balik terkait misteri kematian Brigadir J.

“Pak Kapolri harus ingat makalah yang diajukan pada saat pencalonan, 1 dari 8 isi makalahnya kan tentang Presisi. Mungkin saat ini adalah waktu yang tepat,” pungkas Anhar. (GSR)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button