Lombok Barat

Rencana Investasi Pohon Jarak, Warga Lombok Barat Ngaku Masih Trauma

Mataram (NTB Satu) – Salah satu investor tertarik investasi di bidang energi terbarukan biodiesel dengan bahan baku pohon jarak. Salah satu sasarannya di Lombok Barat. Namun masyarakat mengaku masih trauma karena pernah menanam pohon jarak, tetapi tidak ada yang menyerap hasil panennya.

Kepala Subsektor Promosi Penanaman Modal pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi NTB, Satria Wibawa datang menemui beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Lombok Barat pada Selasa, 12 Juli 2022. Kedatangannya untuk membahas investasi di bidang energi terbarukan, yaitu biodiesel dengan bahan baku pohon jarak oleh PT Biodiesel Austindo.

IKLAN

“Ada perusahaan asal Australia yang berniat untuk investasi biodiesel di Lombok. Saat ini mereka minta disediakan lahan seluas 10.000 hektar untuk bangun pabrik dan plantation pohon jarak,” ujar Satria.

Namun diakuinya, banyak masyarakat yang sebelumnya menjadi petani pohon jarak di Lombok Barat terutama di bagian selatan masih trauma dengan kejadian masa lalu. Hasil panen mereka tidak ada yang menyerap.

“Dulu masyarakat kami banyak yang jadi petani jarak, di Lombok Tengah juga begitu. Pas sudah banyak yang tanam, calon pembelinya pergi. Saya pikir akan sulit meyakinkan mereka kembali,” ungkap Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lombok Barat, Ahmad Saikhu.

Selain dengan pohon jarak, Pemkab Lombok Barat juga mengaku sedikit pesimis dengan investor yang berasal dari Australia.

IKLAN

“Mungkin sudah 5 calon investor dari Australia yang datang ke kami, tapi dari dulu tidak pernah ada jadi,” tutur Kepala Bidang Penanaman Modal pada DPM PTSP Lombok Barat, Tony Suryawirawan.

Selain dua hal tersebut, satu hal yang juga belum menemui titik terang adalah ketersediaan lahan. Pemkab Lombok Barat hanya memiliki lahan sekitar 239 hektare.

Untuk meyakinkan masyarakat dan pemangku kebijakan, Satria yang ditemani oleh pihak Regional Investor Relation Unit (RIRU) Bank Indonesia (BI) NTB, Supiandi mengatakan akan terus mengawal calon investor tersebut supaya investasi dapat terealisasi.

“Kami tidak dapat memastikan investor akan jadi investasi atau tidak, intinya kami akan terus mengawal dan memberi kenyamanan dari hulu ke hilir,” tutup Satria. (RZK)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button