Mataram (NTB Satu) – Sebuah perusahaan bidang produksi energi hijau yaitu PT Biodiesel Austindo mengajukan rencana investasi pembangunan pabrik biodiesel atau bahan bakar organik dari pohon jarak di Pulau Lombok. Namun rencana investasi itu terkendala ketersediaan lahan.
President Director PT Biodiesel Austindo, Kevin Parker sebelumnya mengatakan akan membutuhkan lahan sekitar 600 hektare untuk lokasi pembangunan pabrik sekaligus perkebunan jarak. Namun belakangan angka itu ditambah secara signifikan menjadi 10.000 hektare.
“Kami sudah bertemu dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Barat, tapi saat ini kandidat yang paling kuat itu di Sambelia Lombok Timur, di sana ada lahan milik warga luasnya 600 hektare, tapi yang baru klir setengahnya, kita belum cek lokasinya,” ujar Kepala Subsektor Promosi Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi NTB, Satria Wibawa seusai membahas hal serupa dengan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Lombok Barat pada Selasa, 12 Juli 2022.
Meskipun paling memungkinkan, angka 600 hektare itu terbilang hanya sebagian kecil dari luas yang diminta. Sedangkan di Lombok Barat sendiri, lahan yang dikuasai Pemerintah Kabupaten terbilang sangat sedikit, sekitar 239 hektare.
“Lahan itu terpisah-pisah, satu komplek yang paling besar itu di Sekotong dengan luas 25 hektare,” tutur Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Lombok Barat, Fauzan Husniadi.
Melihat kondisi lapangan yang ada saat ini, Satria mengatakan segera akan menyampaikan hal tersebut kepada Kevin Parker, sembari meminta kepada pemerintah setiap kabupaten agar setiap lahan yang hendak digunakan benar-benar sudah klir status kepemilikannya.
“Akan saya sampaikan apakah memungkinkan pabriknya di satu tempat namun lokasi perkebunan pohon jarak tersebut di beberapa kabupaten,” tutup Satria. (RZK)
