Mataram (NTB Satu) – Pelaksanaan Iduladha 1443 H di Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) tetap berlangsung walau di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Bahkan, Ummat berhasil mengumpulkan empat ekor sapi dan 11 ekor kambing yang nantinya diberikan kepada fakir miskin serta orang yang membutuhkan.
Koordinator Pelaksanaan Iduladha Muhammadiyah Mataram, Ilham M.Pd., B., I., mengatakan, berkurban adalah perintah dari Allah SWT. Oleh karena itu, Ilham sangat berharap agar masyarakat makin royal dalam melakukan ibadah kurban.
“Nanti, pemotongannya dilaksanakan di kampus Ummat sendiri. Kami telah mendata mengenai siapa saja yang bakal mendapatkan daging kurban,” ungkap Ilham, ditemui NTB Satu setelah melaksanakan salat Iduladha di Lapangan Ummat, Sabtu, 9 Juli 2022.
Orang-orang yang bakal mendapatkan daging kurban meliputi warga Muhammadiyah serta daerah-daerah terpencil.
Terkait dengan proses pemotongan hewan kurban di tengah wabah PMK, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB mengimbau Ummat agar membeli hewan-hewan yang telah dimasukkan ke dalam kategori sehat, terutama pada bagian mulut serta beberapa bagian organ dalam.
“Oleh sebab itu, saat membeli hewan kurban, kami benar-benar mengecek tingkat kesehatan hewan-hewan yang dibeli,” terang Ilham.
Faktor kesehatan hewan kurban merupakan hal yang sangat penting. Pasalnya, prosesi penyembelihan hewan kurban pada Iduladha berbeda dengan penyembelihan hewan pada momentum yang lain.
Sementara itu, khatib sekaligus imam salat Iduladha Ummat, M. Anugrah Arifin M.Pd.I., mengatakan, Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa soal perizinan melaksanakan ibadah kurban di tengah wabak PMK. Namun, hal tersebut tentu tidak akan menjadi alasan dalam memilah kemudian memilih hewan yang akan disembelih.
“Ummat tetap akan melakukan ibadah kurban dengan kriteria yang ketat. Oleh karena itu, sampai dengan kemarin, kami tetap menerima sumbangan hewan kurban yang sehat,” ungkap Arifin, ditemui NTB Satu di Lapangan Ummat setelah salat Iduladha, Sabtu, 9 Juli 2022.
Pihak Ummat tetap mengupayakan agar hewan kurban yang dibeli telah melalui proses pemeriksaan yang mumpuni dan dinyatakan sehat oleh para tenaga ahli.
Menurut Arifin, pelaksanaan Iduladha di tengah wabah PMK seharusnya tidak menjadi alasan dari turunnya semangat manusia untuk menunaikan ibadah kurban.
“Pasalnya, telah ada fatwa MUI yang tetap memperbolehkan kurban walaupun di tengah wabah PMK,” tandas Arifin.
Sedangkan, Rektor Ummat, Dr. H. Arsyad Abd Gani M.Pd., bakal terus berhati-hati dalam melaksanakan ibadah kurban di tengah wabah PMK. Menurut fatwa MUI, terdapat berbagai kriteria mengenai hewan ternak yang boleh dijadikan hewan kurban.
“PMK itu tidak berbahaya bagi manusia. Kalau memang hewan ternak sakitnya tidak terlalu berat, boleh disembelih untuk dijadikan kurban,” ungkap Arsyad, ditemui NTB Satu setelah melaksanakan salat Iduladha di Lapangan Ummat, Sabtu, 9 Juli 2022.
Arsyad mengingatkan agar masyarakat harus senantiasa terus berhati-hati dalam memilih hewan yang akan dikurbankan. Menurutnya, tidak terlalu banyak hewan yang sakit akibat PMK. Hewan-hewan tersebut, dapat disembelih untuk kurban.
“Masyarakat tidak perlu takut untuk berkurban dan makan daging kurban. Soalnya, ini kan, ibadah,” pungkas Arsyad. (GSR)