Mataram (NTB Satu) – Suhu udara di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terasa lebih dingin dari sebelumnya dalam beberapa minggu terakhir. Padahal NTB sudah memasuki musim kemarau dan potensi hujan sudah semakin kecil. Ternyata, fenomena itu dipengaruhi angin monsoon Australia yang membawa udara dingin sekaligus kering bergerak dari Australia menuju Asia.
“Saat ini Australia sudah memasuki musim dingin atau winter. Nah udara itulah yang bergerak dari Australia ke Benua Asia, dan yang dilewati pertama adalah Indonesia, khususnya wilayah Nusa Tenggara,” terang Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (Stamet ZAM), Aprilia Mustika Dewi, Senin, 27 Juni 2022.
Penurunan suhu udara tersebut, Lanjut Aprilia, jauh lebih terasa pada malam hari.
“Saat siang hari, matahari akan terasa terik karena sedikitnya tutupan awan. Pada saat itu, gelombang pendek yang terpancar dari matahari akan terserap sempurna oleh permukaan bumi. Kemudian pada malam hari yang cerah, gelombang panjang dari permukaan bumi akan terpancarkan seluruhnya ke angkasa tanpa ada pantulan kembali oleh awan, sehingga suhu akan lebih dingin dari biasanya,” imbuh Aprilia.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Afriyas Ulfah S.ST., menambahkan, fenomena dingin itu akan berlangsung selama puncak musim kemarau, yakni dari Juni hingga Agustus 2022. Masyarakat diimbau agar terus menjaga kesehatan tubuh dengan cara menerapkan pola hidup sehat.
“Masyarakat tidak perlu panik atau merasa aneh, karena fenomena ini memang umum terjadi pada saat musim kemarau, suhu udara terasa lebih dingin dari bulan yang lain,” tutup Ulfah. (RZK)