Mataram (NTB Satu) – Memasuki musim kemaru, biasanya jumlah pendaki Gunung Rinjani semakin meningkat. Namun pada waktu yang bersamaan, resiko terjadinya bencana kebakaran pun menjadi semakin tinggi, karena cahaya matahari yang semakin terik. Karena itu, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) mengimbau agar para pendaki untuk semakin menaati prosedur pendakian yang aman, terutama dalam pembuatan dan penggunaan api.
“Kami mengimbau kepada teman-teman pendaki untuk mematuhi kembali prosedur operasi standar atau SOP (Standard Operating Procedure) pendakian di daerah kita. Banyak peraturan yang harus dipatuhi, dan ada sanksi jika melanggar. Seperti membuang putung rokok, itu sangat dilarang sekali. Jangan sungkan untuk melaporkan ke kami apabila ada pendaki lain yang melakukan pelanggaran,” ujar Kepala Sub Bagian Tata Usaha BTNGR, Dwi Pangestu, Kamis, 23 Juni 2022.
Sebelumnya, pada Rabu, 22 Juni 2022 telah terjadi kebakaran hutan di dalam kawasan TNGR, tepatnya di Desa Sembalun Timba Gading. Api yang melalap padang ilalang dan semak belukar seluas 3,4 hektare itu terjadi pada siang hari berdasarkan laporan masyarakat sekitar. Api berhasil dipadamkan oleh petugas pada pukul 15.30 Wita.
Kejadian itu, diakui Dwi tidak terbaca tepat waktu oleh satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang digunakan mendeteksi keberadaan api di kawasan Gunung Rinjani. Diperkirakan, hal itu terjadi karena luasan api yang masih tergolong kecil.
Petugas mengaku sedikit mengalami kendala saat melakukan pemadaman, karena vegetasi yang mudah terbakar, medan yang cukup terjal, dan kurangnya sumber air di sekitar lokasi kebakaran.
Sampai saat ini, penyebab terjadinya kebakaran tersebut belum dapat diidentifikasi oleh pihak BTNGR. “Kalau murni oleh cuaca bisa, oleh manusia juga bisa, kami belum pastikan,” tutur Dwi saat ditemui di kantornya di Kota Mataram.
Untuk mengantisipasi kejadian berulang, pihaknya telah mempersiapkan tim untuk melakukan patroli dengan intens yang dibarengi dengan pemenuhan peralatan yang mendukung. Selain itu juga dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pencegahan terjadinya kebakaran hutan. (RZK)