Mataram (NTB Satu) – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara telah sukses menyelesaikan pembangunan Looping sistem tegangan tinggi 150 kV Lombok, dengan ditandai berhasilnya pemberian tegangan pertama pada sistem jalur transmisi SUTT 150 kV Switching – Tanjung, dan SUTT 150 kV Mataram Incomer beberapa waktu lalu.
Looping sistem tegangan tinggi 150 kV Lombok merupakan sistem transmisi yang memiliki tegangan operasional 150 kilo Volt yang terbentang mengitari Pulau Lombok melintasi 5 kabupaten/kota di Pulau Lombok.
Looping sistem ini merupakan interkoneksi jaringan tegangan tinggi 150 kV sebagai penghubung pembangkit-pembangkit yang merupakan tulang punggung penghasil tenaga listrik di sistem kelistrikan Pulau Lombok.
Sistem dengan panjang 522 kilometer sirkuit (kms) ini dengan ditopang oleh 861 tapak tower dan jarak antar tapak tower rata – rata 300 meter, serta ditunjang oleh 12 Gardu Induk dengan total kapasitas total sebesar 800 Mega Volt Ampere (MVA).
General Manager UIP Nusa Tenggara, Wahidin mengungkap PLN menghabiskan dana investasi lebih dari 1,7 Triliun untuk membangun Looping sistem tegangan tinggi Lombok, dan sistem ini untuk meningkatkan keandalan serta pelayanan kepada pelanggan.
“Infrastruktur ketenagalistrikan ini adalah Proyek Strategis Nasional yang merupakan agenda besar pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat. Dengan looping jaringan tegangan tinggi, interkoneksi antar gardu induk maupun antar pebangkit yg terinterkoneksi akan meningkatkan keandalan pada sisi pelayanan pelanggan karena pembagian beban kelistrikan lebih stabil,” tutur Wahidin.
Wahidin menambahkan, PLN menghadapi tantangan yang kompleks, karena PLN harus mampu merespon kebutuhan pelanggan dengan cepat, dan memprediksi kebutuhan beban untuk beberapa jangka waktu kedepan.
Pada saat pembangunan, PLN dihadapkan pada rintangan yang tidak ringan. Lokasi konstruksi yang melintasi bentang alam Pulau Lombok yang sangat menantang, akses tiap tapak tower yang melewati hutan, pegunungan, kontur kemiringan yang terjal, dan tantangan sosial yang mengharuskan interaksi tim PLN dengan berbagai macam kultur masyarakat dan kearifan lokal pada setiap wilayah.
Namun, dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal ditambah penggunaan teknologi yang mumpuni, pengambilan keputusan yang cermat, dan tepat sesuai kondisi, menghasilkan proyek pembangunan tersebut dapat direalisasikan dengan aman.
“Sejalan dengan transformasi yang dilakukan PLN, baik dari sisi input energi, proses transmisi dan distribusi, serta pelayanan pelanggan, maka keandalan sistem pada sisi teknis, PLN dituntut memberikan pelayanan yang prima sehingga PLN menjadi pilihan nomor #1 pelanggan untuk solusi energi,” lanjut Wahidin.
Prioritas utama dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan yang dilaksanakan PLN harus mampu menjawab beberapa hal di antaranya, peningkatan suplai listrik ke masyarakat, peningkatan keandalan sistem kelistrikan, menjadi pendorong penggerak roda perekonomian masyarakat, pembangunan dan industri, serta terjadinya Penurunan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik.
“Tantangan yang kami hadapi untuk merealisasikan amanah sistem ini sangat beragam, dari sisi kontraktual, permasalahan sosial, dan kondisi pandemi, sehingga kami menyampaikan terimakasih yang tinggi kepada segenap pihak dan stakeholder yang turut berperan mensukseskan capaian pembangunan ini,” tutup Wahidin.
Untuk diketahui bahwa sistem kelistrikan Pulau Lombok memiliki daya mampu sebesar 284,32 MW dengan beban yang ditanggung sebesar 271,06 MW. Dengan daya cadangan sebesar 13,26 MW PLN siap menyambut investasi, dan pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat umum secara baik. (ABG)