Lombok Timur (NTBSatu) – Pemkab Lombok Timur mulai menjalin komunikasi dengan daerah-daerah di Pulau Sumbawa untuk menyikapi nimimnya pasokan jagung di Lombok Timur.
Bahkan menurut Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur, M Juaini Taofik, pihaknya tengah membangun kerja sama untuk memenuhi kebutuhan jagung di Lombok Timur.
“Kita akan kerja sama dengan daerah penghasil jagung seperti Sumbawa,” kata Taofik, Jumat, 15 Maret 2024.
Seperti diketahui, pasokan jagung di Lombok Timur tengah menipis hingga menyebabkan produk olahan jagung menjadi langka dan mahal, salah satunya pakan unggas.
Misalnya pada akhir Januari 2024 lalu, peternak unggas dibuat pusing oleh mahalnya harga pakan. Di mana pakan padat yang sebelumnya berskisar di Rp400.000 per karung, naik menjadi Rp500.000 lebih per karung berisi 50 kilogram.
Berita Terkini:
- OJK NTB Tutup Ribuan Situs Pinjol Ilegal, Masyarakat Diminta Pertimbangkan Sebelum Meminjam
- Disnakertrans NTB Respons TKW yang Kabur dari Rumah Penampungan di Malang
- Baznas NTB Salurkan Rp2 Miliar untuk Membantu Rakyat Palestina
- Disnakertrans Siapkan Posko Pengaduan THR, Karyawan Harus Gercep Melapor
Penyebabnya adalah harga jagung yang mencapai Rp8.000 per kilogram, padahal normalnya di kisaran Rp5.000 per kilogram.
“Sementara pakan yang mahal ini tidak sebanding dengan harga jual telur (yang stagnan),” kata Kabid Peternakan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Lombok Timur, drh. Zulfan Asri, Rabu, 24 Januari 2024 lalu.
Tipisnya pasokan jagung sendiri disebabkan oleh gagal panen yang terjadi di Kecamatan Jerowaru, yang merupakan salah satu wilayah penghasil jagung terbesar di Lombok Timur.
Pada pertengahan Februari 2024, sekitar 4.045 hektare jagung di Jerowaru menderita gagal tumbuh akibat kekeringan yang ditimbulkan fenomena El Nino.
Menurut kalkulasi Plt Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian (Distan) Lombok Timur, Badarudin, gagal panen itu bisa mengurangi hasil panen jagung Lombok Timur sampai 12 ribu ton pada tahun ini. (MKR)