Mataram (NTB Satu) – Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) masih menjadi daerah yang berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus rabies. Sebab masih ditemukan adanya gigitan hewan penular rabies (HPR) beberapa waktu lalu. Meski demikian kasus rabies di KSB diklaim sudah menurun.
Bupati KSB Dr Ir. H. W. Musyafirin mengaku, kasus rabies memang cukup membuat khawatir masyarakat di awal bulan Ramadan kemarin, namun pasca lebaran kasus gigitan hewan sudah mulai turun dan temuan kasus juga turun. Jika ditotal kasus gigitan di KSB sejak kasus ini mencuat tercatat sebanyak 109 kasus.
“Rabies ini kita tetap tangani dengan baik, cuma tidak semuanya positif rabies dari semua kasus giatan itu. Kurang lebih sekitar 30 persen setelah dicek memang rabies,” kata H. W. Musyafirin Kamis 12 Mei 2022.
Ia mengatakan, ada banyak intervensi dari pemerintah pusat untuk menghentikan penyebaran rabies ini. Misalnya bantuan peralatan untuk menangkap anjing, senjata, dan vaksin. Khusus untuk vaksin anti rabies, pemerintah pusat sudah meggelontorkan sekitar 5000 dosis vaksin yang diberikan ke hewan pembawa rabies seperti anjing dan kucing.
“Kebetulan juga Direktur Kermavet Kementerian Pertanian (Syamsul Ma’arif-red) orang NTB, beliau sudah turun ke KSB sudah tiga kali bahkan satgas sudah dibentuk sebelum muncul kasus. Ini kan awalnya dari Bima terus ke Dompu dan ke Sumbawa,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB, drh. Khaerul Akbar menjelaskan pemerintah pusat mengalokasikan 23.000 vaksin rabies untuk seluruh wilayah NTB. Terutama di Pulau Sumbawa. Terlebih di Samota Sumbawa agar segera digelar Motorcross Grand Prix (MXGP).
Khaerul Akbar menjelaskan, untuk memastikan kasus rabies tidak sampai mengganggu perhelatan internasional tersebut, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Kementerian Pertanian melibatkan 12 Kementerian turun langsung untuk melakukan pengendalian penyebaran kasus rabies di Pulau Sumbawa.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk pengendalian rabies ini diantaranya, vaksinasi massal untuk anjing dan hewan peliharaan lainnya seperti kucing, dan kera. Selain itu dilakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), melakukan eliminasi, serta pengawasan lalu lintas keluar masuk di pelabuhan. (ZSF)