Kota Mataram

Ditarik dari Peredaran, Ritel Modern di Kota Mataram Hentikan Penjualan Kinder Joy

Mataram (NTB Satu) – Setelah produk telur cokelat Kinder Joy ramai ditarik dari pasar di beberapa negara di Eropa, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia secara resmi turut menghentikan sementara peredaran telur cokelat Kinder Joy dari pasaran sejak Senin 11 April 2022. Kinder joy dianggap mengandung bakteri Salmonela.

Berdasarkan pantauan langsung di beberapa ritel modern di Kota Mataram, keberadaan produk Kinder Joy sudah tidak ditemukan. Karena penjualannya sudah ditarik sejak Rabu, 13 April 2022.

“Sudah ditarik sejak kemarin. Di semua Indomaret sudah ditarik,” ujar seorang Kepala Toko di salah satu ritel Indomaret di Kota Mataram, Zulkarnaen, pada Kamis, 14 April 2022.

Begitu pun dengan ritel modern sejenis yang mudah ditemukan di Kota Mataram, yakni Alfamart. Produk Kinder Joy dikatakan sudah ditarik kembali ke gudang, karena instruksi dari pimpinan perusahaan.

“Sudah disuruh tarik produknya, sekarang (produk Kinder Joy) di gudang semua,” ungkap seorang kasir Alfamart, Rina.

Adapun beberapa jenis coklat Kinder yang dilarang beredar oleh BPOM Indonesia, yakni varian Kinder Joy, Kinder Joy for Boys, dan Kinder Joy for Girls.

Namun, BPOM memastikan produk yang ditarik di negara-negara Eropa berbeda dari cokelat Kinder Joy yang terdaftar di BPOM. Karena itu, BPOM akan melakukan pengujian sampel dan pengujian produk merek Kinder yang terdaftar di seluruh wilayah Indonesia, sebagai langkah untuk melindungi masyarakat.

Dalam rilis resmi Badan POM, Badan POM akan menghentikan peredaran produk merek Kinder untuk sementara waktu, sampai dipastikan produk tersebut tidak mengandung cemaran bakteri Salmonela. Badan POM mengawal dan memastikan penghentian peredaran tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Dilansir dari laman hallosehat.com, beberapa makanan yang umumnya bisa terkontaminasi dengan bakteri salmonela adalah daging, unggas, dan makanan laut mentah. Apabila terkontaminasi, akan timbul gejala seperti mual, muntah, kram perut, diare, demam, sakit kepala, panas dingin, dan darah di feses.

Sakit akan muncul setidaknya 2 – 3 hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi tersebut, dan gejalanya akan berlangsung selama dua sampai tujuh hari. (RZK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button