Mataram (NTB Satu) – Satu tahun lalu, tepatnya Tanggal 26 Maret 2021, Julmansyah, M.A.P dititipkan amanah oleh Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah sebagai Kepala Perpustakaan dan Kearsipan (Pusda & Arsip) Provinsi NTB.
Sebagai orang baru, mantan Kabid Kehutanan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) ini sadar butuh proses adaptasi yang cepat dan belajar yang cepat.
Sebab ada banyak ekspektasi dan nada keraguan dari banyak pihak, bahwa seorang rimbawan mampukah membenahi Pustakawan dan Arsiparis?.
Kepada ntbsatu.com belum lama ini, Julmansyah masih ingat betul ketika ia dilantik, ada 21 unggahan yang memberi ucapan selamat maupun harapannya.
Respons atas postingan itu, ada 2.094 yang memberikan like dan 520 komentar, baik yang memberi harapan maupun yang skeptis terhadap amanah diterimanya.
“Statistik di sosial media ini memberi indikasi bahwa begitu banyak perhatian akan kemampuan maupun ketidakmampuan leadership dalam membawa perahu baru ini,” kata Julmansyah.
Hari demi hari, bulan demi bulan hingga genap setahun. Berbagai jurus dan trik leadership, learning by doing, coba ia terapkan. Disadarinya ada banyak pelajaran dalam berinteraksi.
Setahun kemudian, Julmansyah menangkap ada pertanyaan yang menarik terlontar, apakah harapan publik telah terpenuhi?.
“Tentu kita mesti bicara indikator yang terukur dan berdasarkan penilian obyektif bukan klaim. Maka ada beberapa argumentasi yang diberikan,” kata Julmansyah dalam wawancara khusus setahun kepemimpinannya.
Pertanyaan itu diurai jadi beberapa bagian penjelasan lengkap dengan data.
Keraguan itu kemudian dijawab dengan sejumlah indikator prestasi bersama jajarannya. Seperti, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) naik ke peringkat 10 besar, kemudian indeks penyelenggaraan Kearsipan yang terus membaik setahun terakhir. Ketiga, penilaian Dinas Pusda dan Arsip sebagai instansi paling informatif dan keempat, pembentukan kafe literasi yang mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
Indikator lainnya, angka kunjungan ke gedung Perpustakaan terus bertambah lipatganda, geliat literasi yang terus berkembang di tiap daerah. (HAK)