Kota Mataram

Harapkan Semua Pihak Berbenah, PFON dan Earth Hour Mataram Mendata Sampah di Pesisir

Lombok Barat (NTB Satu) – Plastic Free Ocean Network (PFON) bekerja sama dengan Earth Hour Mataram melakukan pendataan sampah di daerah pesisir Pulau Lombok. Setelah melalui proses pendataan, PFON bakal mempublikasikan data yang ditemukan menjadi bahan banding dan evaluasi kepada pemerintah, perusahaan, pengelola, serta pelaku wisata di daerah pesisir.

Ketua Kelompok PFON Pulau Lombok, Lalu Maulana Ukrowi mengatakan, data-data mengenai sampah di pesisir akan menjadi rujukan jumlah sampah serta bahan penilaian apakah suatu pantai dapat dikatakan bersih atau tidak.

“Nantinya, data-data ini bakal dibuat menjadi info grafis yang bertujuan memberikan laporan kepada masyarakat luas,” ujar Maulana ditemui NTB Satu, Selasa, 5 April 2022.

PFON akan diadakan setiap bulan untuk melihat perkembangan sampah di pantai. Selanjutnya, setiap tiga atau enam bulan sekali data yang telah dikumpulkan bakal disebar kepada masyarakat melalui sosial media atau pun website PFON.

“Langkah konkret kami adalah melemparkan data-data tersebut ke masing-masing kota serta kabupaten. Nantinya, kami berharap data-data tersebut mampu membuat semua pihak terkait untuk berbenah,” papar Maulana.

Lebih lanjut, Maulana menuturkan, kesadaran masyarakat mengenai membuang sampah masih sangat minim. Di satu sisi, Maulana juga memperhatikan, banyak pihak terlalu sering mengkritik tetapi tidak memberikan solusi.

“Di pesisir, banyak sampah-sampah berupa puntung rokok, sisa makanan, botol minuman, serta sedotan plastik. Apalagi setelah gelaran MotoGP, budaya konsumsi pasti makin tinggi,” tutur Maulana.

Maulana berharap agar masyarakat yang datang menuju pantai lebih meningkatkan kesadaran tentang kebersihan pantai. Terlebih kepada seluruh elemen masyarakat yang memiliki usaha di pinggir pesisir, Maulana menyarankan agar menyediakan karung untuk membuang sampah supaya mudah dikelola.

“Jangan terlalu bertumpu kepada pemerintah. Kalau masyarakat masih abai, solusi apapun yang ditawarkan pemerintah pasti terkesan percuma,” pungkas Maulana. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button