HEADLINE NEWSKota Mataram

Banjir Terparah Landa Mataram, Akademisi Soroti Kerusakan Hutan dan Sampah Sungai

Mataram (NTBSatu) – Akademisi Kehutanan Universitas Mataram (Unram), Dr. Andi Chairil Ichsan meminta pemerintah daerah segera melakukan penanganan serius akibat banjir yang menerjang berbagai titik di Kota Mataram, Minggu, 6 Juli 2025.

Menurut Andi, musibah banjir ini merupakan indikator ketidakseimbangan ekosistem. Ia menyebut, kawasan hulu sudah tidak mampu lagi menyerap volume air karena degradasi hutan yang terjadi terus meluas.

“Dan diperparah lagi dengan situasi perubahan iklim ekstrem. Yang berujung pada akumulasi bencana hidrometeorologi, seperti banjir yang terjadi saat ini,” ujarnya kepada NTBSatu, Minggu, 6 Juni 2025 malam.

Andi menyarankan, Pemerintah Provinsi NTB sebagai regulator mencarikan solusi masalah ini secara bersama-sama. Dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sebagai kawasan hulu dan Pemerintah Kota Mataram sebagai kawasan hilir.

IKLAN

“Mekanismenya harus ada mencakup tindakan pencegahan kerusakan hutan dan lingkungan. Termasuk menindak tegas pelaku perambahan dan perusak hutan,” ucap Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unram ini.

Kemudian, sambung Andi, pemerintah harus menindak tegas orang-orang yang menjadikan sungai sebagai tempat sampah dengan membuang sampahnya ke badan sungai. 

Selain itu, cara lain yang bisa pemerintah lakukan adalah mengintensifkan aspek penyuluhan dan pendidikan lingkungan.

IKLAN

“Lalu harus juga membangun kesiapsiagaan dalam penanganan tanggap darurat. Agar dampak buruk akibat bencana bisa lokalisir dan minimalisir,” terangnya.

Lebih jauh, Andi khwatir terkait karakteristik banjir yang terjadi di Kota Mataram saat ini karena dominasi material sedimentasi, tumpukan kayu, dan sampah di sungai

“Ini artinya, banjir yang terjadi tidak semata faktor cuaca. Tapi ada ulah orang orang yang tidak bertanggung jawab di belakangnya,” imbuhnya.

IKLAN

Oleh sebab itu, ia menegaskan, sudah saatnya semua pihak harus serius dan fokus untuk mengembalikan kualitas sumber daya alam.

“Kalau tidak, kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tradisi baru. Menghadapi bencana yang semakin mengancam setiap tahunnya,” pungkas Andi.

Banjir Terparah di Kota Mataram

Sebagai informasi, banjir ini merupakan yang terparah yang menghantam Kota Mataram. Wilayah terdampak di antaranya Sweta Timur, BTN Riverside, Mayura, Gedur (Kelurahan Abiantubuh Baru), BTN Sweta (Kelurahan Mandalika). Kemudian, belakang Vihara Avlokitesvara (Bertais), Pengempel Indah, dan Kebon Duren (Sayang-sayang).

Hujan deras yang mengguyur Kota Mataram sejak Minggu, 6 Juli 2025 pagi, menyebabkan banjir besar di sejumlah titik. Ketinggian air bahkan mencapai 1,5 meter, melebihi dada orang dewasa.

Bahkan, dalam sebuah video amatir yang beredar, terlihat satu unit mobil yang berada di Perumahan Riverside Park, dekat Plaza Bangunan, Sandubaya hanyut terbawa derasnya arus.

Di wilayah Bertais, air meluap ke jalan utama dan menyebabkan akses terputus. Salah satunya di kompleks Mahkota Bertais, yang kini tidak bisa dilalui kendaraan.

“Hampir semua wilayah terdampak banjir. Ada yang parah, ada juga yang masih bisa ditangani,” ujar Lurah Selagalas, Yusrin, Minggu, 6 Juli 2025.

Dampak lainnya, puluhan rumah terendam, akses jalan lumpuh, pohon tumbang, hingga korban luka-luka yang harus dilarikan ke rumah sakit.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. H. Emirald Isfihan menyatakan, tim TGC dari Puskesmas Cakranegara sudah turun ke lokasi.

“Kami telah evakuasi satu warga yang mengalami kelumpuhan dan rumahnya terendam. Beberapa korban luka juga sudah ditangani di IGD,” ujarnya, Minggu, 6 Juli 2025. (*)

Alan Ananami

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button