PKK Kota Mataram Galang Bantuan untuk Korban Banjir, Pakaian Jadi Kebutuhan Mendesak

Mataram (NTBSatu) – Inisiatif Tim Penggerak PKK Kota Mataram menggalang bantuan untuk korban banjir mendapatkan dukungan luas, dari masyarakat dan berbagai pihak luar.
Posko logistik terpadu PKK, GOW, dan Dharma Wanita ini, menjadi pusat pengumpulan dan penyaluran bantuan ke wilayah terdampak banjir di Kota Mataram. Adapun lokasi posko berada di Pendopo Kantor Wali Kota Mataram.
“Kami berinisiatif untuk menggalang donasi secara independen, murni dari masyarakat, tanpa bergantung pada dana pemerintah. Dan alhamdulillah, respons masyarakat luar biasa cepat,” ujar Ketua TP PKK Kota Mataram, Hj. Kinastri Mohan Roliskana, Selasa, 8 Juli 2025.
Menurut Kikin, sejak pembukaan donasi pada Minggu lalu, respons dari masyarakat sangat antusias. Hanya dalam sehari, bantuan mulai berdatangan dan pengumpulannya langsung di posko logistik.
Bantuan yang terkumpul kemudian didistribusikan oleh Dinas Sosial Kota Mataram, ke titik-titik darurat yang membutuhkan. Mencakup empat kecamatan utama yakni Sekarbela, Sandubaya, Mataram, dan Cakranegara, termasuk Panti Jompo.
“Yang turun langsung ke lapangan untuk mengambil dan menyerahkan bantuan adalah tim dari Dinas Sosial. Setiap malam, kami pastikan distribusi berjalan agar warga bisa segera mendapatkan kebutuhan dasarnya,” tambahnya.
Salurkan Bantuan
Penyaluran bantuan hingga 7 Juli 2025 meliputi, 150 dus mie instan, 133 dus pop mie, 13 dus air mineral. Kemudian, 2.590 butir telur, 304 lembar selimut, 120 buah matras, 480 lembar sarung. Lalu, 40 buah kasur lipat, 27 dus biskuit dan snack, 3 dus susu UHT.
Selanjutnya, 163 kg beras, 300 paket sembako, 9 buah bedcover, 9 dus pampers. Kemudian, 17 dus pembalut, 60 buah handuk, 54 dus pakaian layak pakai. Serta, 30 paket alat mandi, dan 3 bal disposal sensi pad.
“Yang paling dibutuhkan saat ini masih pakaian layak pakai, alas tidur, dan perlengkapan kebersihan,” tambah Kikin.
Selain bantuan logistik, tim dari Pokja 1 PKK juga melaksanakan program trauma healing dengan pendekatan keagamaan untuk warga terdampak. Terutama lansia dan anak-anak.
Sejumlah kader dari wilayah yang tidak terlalu terdampak, seperti Selaparang dan Ampenan juga turut membantu kegiatan gotong royong, pendataan, dan distribusi di lapangan.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat tidak hanya menerima bantuan. Tapi juga mendapatkan dukungan emosional dan semangat untuk bangkit kembali,” tutup Kikin. (*)