Mataram (NTB Satu) – Permasalahan calo seolah menjadi penyakit akut yang tak bisa diobati. Pemerintah dan aparat kepolisian tak bisa menindak tegas. Praktik percaloan pun masih menjamur di Terminal Mandalika, terlebih memasuki bulan Ramadhan tahun ini.
Praktik yang biasa ditawarkan oleh para calo tersebut dengan modus membantu penumpang untuk mendapatkan tiket lebih cepat, namun dengan harga yang lebih tinggi dari harga normal. “Saya ditawari harga tiket bus ke Dompu seharga Rp. 250.000, padahal normalnya Rp. 200.000”, cerita salah satu calon penumpang inisal IL saat ditemui ntbsatu.com di Terminal Mandalika Mataram, Jum’at 1 April 2022.
Masih kata IL, calo tersebut datang dengan pakaian tidak selayaknya agen, namun mengaku sebagai agen resmi dari Perusahaan Otobus (PO) salah satu bus yang beroperasi di Terminal Mandalika. Selain itu calo tersebut juga menawarkan agar penumpang mendapat bus dengan fasilitas yang nyaman.
“Harusnya kan agen itu pakai seragam resmi, tapi ini dia (calo-red) datang dengan baju kaos oblong celana pendek, selain itu juga seperti habis minum alkohol,” ucapnya.
Ia berharap agar calo-calo seperti itu, bisa segera dibersihkan di Terminal Mandalika demi menjaga kenyamanan bagi calon penumpang.
Mendapat keluhan seperti itu, Kepala Terminal Mandalika Mataram, Marthen Tanone menjelaskan, praktik percaloan tiket di Terminal Mandalika diakuinya memang masih terjadi. Namun dikatakannya, jika terjadi pemalakan atau harga tiket terlalu tinggi, penumpang bisa langsung melapor ke petugas yang berjaga di Terminal.
“Pengawasan dari kami memang masih sangat kurang optimal. Jadi, ketika ada pemalakan maka kami sendiri yang akan menangani, namun itupun harus ada laporan dari calon penumpang, kalau tidak ada laporan kami agak susah menindaknya,” terang Marthen dihubungi ntbsatu.com melalui WhatsApp.
Disambungnya, petugas yang disiagakan di Terminal Mandalika juga tetap mengarahkan calon penumpang untuk membeli tiket pada agen resmi. Sementara untuk PO-PO Bus, juga sudah dilakukan sosialisasi dengan bersurat agar tidak memberikan tiket kepada calo.
“Calon penumpang kami arahkan agar membeli tiket di agen resmi, sementara ini baru ada dua PO Bus yang menjual tiket secara online yakni Titian Mas dan Tiara Mas,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) NTB, Junaidi Kasum turut mengomentari masih menjamurnya praktik percaloan tersebut. Ia mengatakan demi meningkatkan kemanan di Terminal Mandalika, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah Bali-Lombok agar segera melakukan upaya kerjasama dengan pihak jasa keamanan seperti Sekuriti.
“Aktifitas di terminal kan 24 jam, untuk itu kami sarankan agar segera dilakukan kerjasama pengamanan dengan pihak yang menyediakan jasa itu. Seperti yang sudah dilakukan di pelabuhan-pelabuhan,” ucapnya.
Jika mengandalkan petugas yang ada di Terminal saja, dikatakan Junaidi tidak akan bisa optimal. Lantaran petugas yang ada tersebut sifatnya internal dan terbatas. “Mereka (Petugas Terminal Mandalika-red) kan internal meski ditambah petugas Kepolisian pun saya rasa masih belum bisa maksimal, kan polisi waktunya terbatas,” imbuhnya.
Untuk itu ia menekankan agar BPTD segera melakukan upaya kerjasama. Terlebih saat memasuki bulan Ramadhan dan lebaran, dimana jumlah penumpang akan mengalami lonjakan. (MIL)