Mataram (NTB Satu) – United Indonesia Lombok (UIL) adalah komunitas fans berat sebuah klub bola asal Inggris, Manchester United. Bermarkas di Karang Majeluk, Kota Mataram dan berdiri sejak 5 Mei 2010 lalu, hingga saat ini beranggota sekitar 200 orang.
Senin 21 Maret 2022 lalu, ntbsatu.com menemui Ketua UIL, Paeksa Udayadi. Wawancara pembuka membahas sang kapten, Harry Maguire yang teknik bermainnya jadi bulan bulanan netizen, karena blundernya kerap menyebabkan gol bunuh diri.
Setelah insiden, biasanya muncul meme. Salah satu yang populer, kutipan wawancara imajiner dari Jose Mourinho saat masih melatih Tottenham, seolah-olah ia ditanya mengenai strategi apa yang ia siapkan menjelang laga MU melawan Tottenham.
Dengan guyon sarkasnya, Mourinho menjawab “giring bola menuju Maguire, dan biarkan ia melakukan tugasnya.”
Paeksa pun mengaku sedikit kecewa dengan penampilan Maguire di MU, yang menurutnya tidak segarang di klubnya yang sebelumnya.
“Dulu pas masih di Leicester penampilannya bagus, sekarang setelah pindah ke MU sering melakukan kesalahan. Mungkin pressure di MU lebih besar,” ujar pria yang mengidolakan Ryan Giggs tersebut.
Ia mengamati, tidak stabilnya penampilan MU di musim ini, dimana seringkali kehilangan poin di kandang sendiri. Hal itu akan menurut Paeksa menurunkan semangat komunitas UIL saat menyaksikan klub kesayangannya ketika nonton bareng (nobar).
Selain itu, ungkap Paeksa, kelompoknya seringkali mendapatkan ejekan dari fans tim lawan, bukan hanya saat MU kalah, namun saat menang sekalipun. Adapun beberapa macam ejekan yang sedang ramai dikalangan fans sepak bola saat ini, seperti disuruh masuk ‘gua’ dan menjadi ‘sufi’ saat tim idola mengalami kekalahan.
Sebuah ejekan yang familiar di kalangan klub bola untuk menafsirkan fans yang bersembunyi ketika idolanya kalah di lapangan hijau.
“Musim ini MU semakin tidak stabil, kadang bagus kadang jelek. Seperti di Liga Champion kemarin kita kalah di kandang sendiri lawan Atletico Madrid. Kalau soal ejekan kita sudah kebal, kalah di-bullly, menang pun di-bully, ada yang bilang menang penalti segala macam,” keluhnya.
Sebagai menggemar berat MU, ia mengaku rindu dengan zaman keemasan MU di musim 2008/2009. Dimana saat itu MU menjuarai berbagai kompetisi, dan saat itu pula, Old Trafford adalah tempat yang angker bagi tim lawan.
“Saya pribadi, inginnya kembali seperti musim 2008/2009, kita menjuarai liga Champion dan liga domestik. Ditakuti main di kandang sendiri, tidak seperti sekarang, Old Trafford sudah tidak angker lagi,” imbuh Paeksa.
Untuk mencapai kejayaan itu, menurutnya MU perlu melakukan transformasi pada susunan pemain maupun pelatih di bursa transfer yang akan datang. “Saya inginnya Mauricio Pochettino (pelatih), karena di liga inggris sudah berpengalaman. Kalau dari penyerang mungkin bagusnya bajak Lewandowski,” demikian harapnya.
Sebagai fans berat, tak henti ia dan teman temannya berharap MU kembali pada performa terbaiknya.
Pada sisi lain, dalam masa masa sulit saat ini, UIL tetap solid dan membuka diri pada fans sepak bola lainnya untuk bergabung di komunitas UIL. Persayaratannya cukup mudah, cukup dengan menggemari MU dan mengisi formulir kesiapan menjadi anggota. Setelah menjadi anggota komunitas tersebut, akan banyak program-program yang akan dilaksanakan, seperti nonton bareng (nobar), menyelenggarakan kompetisi futsal, sampai dengan bakti sosial.(RZK)