Mataram (NTB Satu) – Gelaran MotoGP benar-benar membawa berkah bagi banyak dunia usaha. Di antaranya adalah usaha penukaran valuta asing (valas) atau money changer.
Sejak gempa tahun 2018 lalu, kemudian disusul pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020 hingga saat ini benar-benar membuat dunia usaha di sektor ikutan pariwisata menjadi terpuruk. Pariwisata sepi, imbasnya tempat-tempat penukaran mata uang asing banyak yang ditutup sementara oleh pemiliknya.
Hanya 10 persen diantara seluruh usaha money changer di NTB yang masih berusaha bertahan.
BPD Afiliasai Penukaran Valuta Asing (APVA) Provinsi NTB, Darda Subadra mengatakan, rangkaian balap MotoGP Mandalika menurutnya sangat luar biasa. Salah satu dampaknya, bisa menghidupkan kembali money changer yang sudah mati suri.
“Yang sempat tutup, buka lagi. Sekitar 35 sampai 40 persen dari jumlah total usaha money changer. Ini kita ngomong yang usahanya resmi-resmi, sudah ada izin,” kata Darda yang juga Owner PT. Tri Putra Darma Valuta, Selasa 22 Maret 2022.
Hanya saja, usaha-usaha money changer di tempat-tempat tertentu yang panen. Misalnya, di Kuta Mandalika yang menjadi sentral pelaksanaan event. Demikian juga di arah jalan bypass menuju BIZAM di Lombok Tengah.
“Kalau Mataram, tidak terlalu signifikan dampak event MotoGP terhadap penukaran valas,” jelas Darda.
Namun ia menyampaikan terimakasih kepada pemerintah, yang sukses mempersiapkan diri menjadi tuan rumah MotoGP dengan menggelontorkan anggaran tidak sedikit untuk membangun sirkuit dan KEK Mandalika.
“Kami dari para pengusaha valas menyampaikan terimakasih sekali kepada pemerintah, pusat maupun daerah yang sudah mampu menyelenggarakan balap MotoGP di Lombok, NTB. Teman teman pengusaha valas menjadi bergairah kembali,” imbuhnya.
Terpisah, Nasir Sawalang, Manager Cabang BMC Money Changer yang beroperasi di seberang BIZAM mengatakan, selama event MotoGP berlangsung, terjadi kenaikan jumlah penukaran valas hingga 30 persen.
“Kalau sebelum-sebelumnya sepi. Bahkan sempat tidak ada penukaran. Tapi karena MotoGP, naik menjadi 25 sampai 30 persen,” katanya. (ABG)