Lombok Tengah

Jadi Kawasan Pembangunan Sirkuit, Angka Kemiskinan di Lombok Tengah 13,44 Persen

Lombok Tengah (NTB Satu) – Meski jadi pusat pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Mandalika, kemiskinan di Lombok Tengah masih relatif tinggi. Statistik baru baru ini, sudah mencapai 13,44 persen.

Daerah yang jadi lokasi pembangunan sirkuit internasional itu kini akan segera menyambut even akbar MotoGP. Dimana semua pihak berharap, MotoGP dan WSBK sebelumnya, akan jadi lokomotif penggerak perekonomian masyarakat lokal.

Terkait angka kemiskinan itu, Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Pathul Bahri, memanggil dan mengumpulkan seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Senin, 3 Desember 2022.

Pemanggilan tersebut dalam rangka rapat evaluasi meminta penjelasan terkait kinerja pembangunan di masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Rapat evaluasi kinerja dipimpin langsung oleh Bupati, yang didampingi Wakil Bupati Lombok Tengah, H. Nursiah, Sekretaris Daerah Lombok Tengah, Lalu Firman Wijaya dan seluruh Kepala OPD.

Pathul Bahri dalam sambutannya mengatakan, kinerja pembangunan berbagai sektor di Kabupaten Lombok Tengah berjalan dinamis.

Menurutnya, Pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan pembangunan dengan kebutuhan biaya pemulihan yang tidak sedikit sehingga menuntut adaptasi baru dalam berbagai sendi kehidupan.

“Pertumbuhan ekonomi bahkan mengalami kontraksi yang cukup dalam. Angka PDRB sebelumnya 12,4 triliyun mengalami penurunan ditahun 2020 menjadi 11,5 triliyun,” jelas Bupati dalam unggahan akun Instagram @humasloteng, Selasa, 4 Januari 2022.

Dengan kondisi ekonomi tersebut, lanjut Bupati, realisasi PAD tahun 2021 mencapai 153,69 miliar atau mencapai 65,61 persen dari target.

Senada dengan hal itu, presentase penduduk miskin Lombok Tengah tahun 2021 sebesar 13,44 persen. Namun demikian, ditengah situasi yang sulit dan berbagai keterbatasan, pemerintah patut bersyukur, karena IPM terus meningkat dari 66,43 menjadi 66,72 poin ditahun 2021.

Selin itu, tingkat pengangguran terbuka di Lombok Tengah dapat ditekan hinngga 2,23 persen. “Alhamdulillah pengangguran terbuka kita dapat kita tekan hingga mencapai 2,23 persen” ujarnya.

Berikutnya, Pathul Bahri mengingatkan, untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka perencanaan program kegiatan harus tersusun dengan baik.

Sebab, tidak ada artinya jika program tak bisa dilaksanakan. Sebaliknya, setiap pelaksanaan rencana tidak akan berjalan lancar jika tidak didasarkan kepada perencanaan yang baik.

Oleh karena itu, pengendalian dan evaluasi harus dilakukan setiap saat.

“Jangan seperti pepatah lebih besar pasak dari kemampuan, artinya jangan buat program selangit namun tak bisa dijangkau atau dikerjakan, tak efektif dan efisien, buatlah program kegiatan yang bisa dijangkau oleh anggaran namun mengena untuk masyarakat banyak” pinta Bupati.

Karenanya, Bupati berharap awal tahun 2022 menjadi momentum yang tepat bagi semua untuk melakukan refleksi terhadap seluruh aktivitas pembangunan di Gumi Tastura tersebut. (DAA)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button