Mataram (NTB Satu) – Para demonstran yang sempat adu mulut dengan Menteri Tri Risma mengklarifikasi perihal aksinya yang menjadi viral.
Mereka mengaku tidak bermaksud menghadang kedatangan menteri, tapi menyampaikan aspirasi soal sengkarut masalah bantuan sosial (Bansps) di Lombok Timur.
“Jadi ndak ada niat kami mau tolak, hadang atau apa pun ke Bu Menteri. Kami ndak salah alamat. Kami niat baik untuk sampaikan aspirasi ke Bu Menteri, supaya bongkar masalah dana Bansos di Lombok Timur ini,” kata Ketua Front Rakyat Bersatu, Eko Rahadi dihubungi dari Mataram.
Didukung Koordinator Pemuda dan Mahasiswa Lombok Timur, Rohman Rofiki, aksi mereka untuk memprotes Bansos sudah berlangsung dua tahun ke Dinsos Lotim.
Namun tidak ada tanggapan, bahkan mereka merasa dideskreditkan.
Masalah yang ingin disampaikan diantaranya, bantuan BPNT yang diduga tidak tepat sasaran.
Ia kemudian menjelaskan beberapa poin yang ingin ia sampaikan langsung. Pertama, soal bantuan BPNT yang diduga melibatkan pejabat di Lombok Timur.
Dugaannya ada pembiaran dan keterlibatan pejabat bermain dengan supplier sehingga sembako BPNT peruntukan masyarakat penerima banyak yang tidak layak.
“Padahal ada TKSK yang harusnya jadi pengawas bantuan ini. Tapi malah dibiarkan, mereka takut dicopot kalau bantuannya dihentikan,” kata Eko.
Ia ingin menteri turun tangan mengatasi sengkarut bantuan itu, karena jumlah penerima mencapai 192.000 orang. Belum lagi saldo di rekening BRI yang selalu kosong, yang seharusnya mencapai Rp 10.000 per rekening, “Bayangkan berapa yang hilang kalau dikali semua penerima manfaat,” tandansya.
Sementara Rohman Rofiki mempersoalkan pengalihan kunjungan menteri tersebut, yang seharusnya ke Kantor Bupati Lombok Timur. Karena di sana mereka sudah menunggu kedatangan menteri.
Justru dialihkan ke desa yang jaraknya sekitar 25 kilometer dari Kota Selong.
“Kami sesalkan, kenapa diarahkan ke tempat itu. Itu kan supplier yang menguasai telur, beras dan sembako lain lain untuk bantuan BPNT,” tegas Rohman.
Setelah insiden itu ia mengaku sudah ada tidak ada masalah. Meski tak bisa langsung menyerahkan data ke Menteri, tapi data dimaksud akan diberikan melalui staf Menteri Risma. “Kami pasti akan tindaklanjuti ini. Data data sudah disiapkan, akan kami serahkan,” pungkasnya. (red)