Mataram (NTB Satu) – Ramai jadi pemberitaan terkait puluhan ekor kerbau mati di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Tim Dokter Hewan dari Dinas Peternakan Kabupaten Lombok Tengah turun melakukan identifikasi, Senin (13/9) untuk pengambilan sample daging.
Data sementara diperoleh Dinas Peternakan Lombok Tengah, ada 48 ekor sapi mati di desa desa sekitar KEK Mandalika. Namun dari jumlah itu tidak semuanya mati mendadak. 45 ekor yang menunjukkan gejala akan mati, langsung dipotong warga.
“Ada tiga ekor yang kami dapat informasinya mati mendadak,” kata Kasi Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah, Firman Hidayatullah menjawab ntbsatu.com, Senin (13/9).
Dari kasus itu, timnya turun mengecek ke kandang ternak warga sejak Senin pagi. Daging diambil dari sapi yang mati untuk dijadikan sampel pemeriksaan, sehingga pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab pasti puluhan ekor kerbau itu sakit dan sebagian mati mendadak.
Hanya saja dari hasil diagnosis awal dari gejala klinis yang ditunjukkan, dugaan sementara karena suspect Septicemia epizootica (SE) atau penyakit ngorok yang biasa ditemukan pada Sapid an Kerbau. “Ngorok pada Kerbau ini menyebabkan infeksi dan dapat menular,” jelasnya.
Gejala klinis yang ditemukan adalah mati mendadak, kebanyakan tak menunjukkan gejala awal. Hewan terserang penyakit ini biasanya akan mengalami demam tinggi, susah makan, diare, fases berdarah dan pembengkakan. Gejala lain, busung pada kepala, bagian bawah dada, kaki dan ujung ekor. (red)