Daerah NTB

Waspada Kemarau, Sebagian Wilayah NTB Alami Kekeringan Ekstrim

Mataram (NTB Satu) – Selama akhir Agustus, curah hujan di wilayah NTB berada pada kategori Rendah. BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat mencatat hanya 0 – 50 mm per dasarian atau per 10 hari. Demikian juga pada awal September, peluang hujan masih rendah.

Sifat hujan pada dasarian III Agustus 2021 di wilayah NTB didominasi sifat Bawah Normal (BN). Sifat hujan Atas Normal (AN) terjadi di sebagian kecil wilayah Pulau Lombok bagian Selatan dan Timur, beberapa wilayah Sumbawa, Dompu, dan Bima.

Forecaster on duty BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Made Budi S mengatakan,
Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut – turut NTB dalam kategori yang menengah antara 11-20 hari.

Secara umum kondisi di Pulau Lombok masuk dalam kategori menengah antara 11 – 20 hari, dengan beberapa wilayah di bagian Tengah dan Timur dalam kategori sangat Pendek antara 1 – 5 hari. Sedangkan di wilayah Pulau Sumbawa masuk dalam kategori menengah antara 11 – 20 hari, hingga cukup panjang antara 21 – 30 hari.

“Namun di beberapa wilayah di sumbawa dan Bima terdapat HTH dengan kriteria kekeringan ekstrim, lebih dari 60 hari. Kondisi HTH terpanjang terpantau di Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa yaitu sepanjang 121 hari,” kata Made Budi.

Sementara pada dasarian I September 2021, diprakirakan peluang curah hujan masih pada kisaran yang sama, kurang dari 20 mm per dasarian.

Hampir 90 persen kekeringan terjadi hampir di seluruh wilayah NTB, terkecuali di wilayah Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, dan sebagian kecil Lombok Barat sebesar 10 – 20 persen. Untuk peluang curah hujan 50 mm, terjadi pada wilayah Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, dan sebagian kecil Lombok Barat sebesar 10 – 20 persen.

Dijelaskan Made Budi, periode musim kemarau seperti saat ini masyarakat dihimbau agar lebih bijak menggunakan air bersih. Waspada juga potensi terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan. ” Namun demikian, masyarakat juga dihimabu tetap waspada dan berhati – hati terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem secara tiba-tiba yang bersifat lokal,” imbuhnya.

Diingatkan juga, Ketika akan memasuki puncak musim kemarau, suhu udara akan lebih dingin terutama pada malam hari dan angin yang bertiup lebih kencang. Masyarakat juga diharapkan untuk selalu memperhatikan informasi BMKG terlebih dahulu dalam perencanaan kegiatan dan tetap selalu menjaga kesehatan di masa pandemi ini. (red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button