Daerah NTB

Tekan Inflasi, Pemprov NTB Perluas Area Tanam Cabai di Lombok Timur

Mataram (NTBSatu) – Pada November 2023 kemarin, penurunan angka inflasi di NTB menunjukkan tren positif.

Bahkan Provinsi NTB menjadi salah satu dari sepuluh provinsi dengan inflasi terendah se-Indonesia. Di mana tingkat inflasi NTB menembus angka 2,66 persen Year-on-year (yoy), di bawah inflasi nasional, yakni 2,86 persen.

IKLAN

Sementara inflasi antara Kota Mataram dan Kota Bima, jika digabungkan total inflasi bulanan sebesar 0,34 persen di bawah inflasi nasional sebesar 0,38 persen.

Namun angka tersebut tidak bertahan lama, pada Desember 2023 kemarin, angka inflasi NTB kembali naik.

Di mana inflasi gabungan Kota Mataram dan Kota Bima year on year (y–on–y) mencapai 3,02 persen. Angka inflasi ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata inflasi nasional, yakni 2,68 persen.

Sementara dalam konteks inflasi month to month (m–to–m) di gabungan Dua Kota tersebut pada bulan Desember 2023, terjadi kenaikan sebesar 0,35 persen.

IKLAN

Ihwal itu, salah satu langkah Pemprov NTB dalam menekan laju inflasi tersebut adalah menambah luas lahan untuk menanam cabai di Lombok Timur.

Baca Juga: PKS Mulai Buka Peluang Koalisi dengan PDIP, Padahal Pernah Terlibat Perseteruan Sengit

“Kita berkomitmen untuk cabai ini tetap terkendali, bahkan 2024 ini akan terjadi penambahan areal tanam. Dari sebelumnya tahun 2023 kita menanam pada lahan seluas 200 hektare. Kalau sekarang 600 hektare,” kata Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi pada Jumat, 12 Januari 2024.

Adapun perluasan areal tanam ini, lanjut Gita, diharapkan dapat menguatkan pengendalian inflasi di daerah, juga dapat memenuhi pasar cabai secara nasional.

Tidak hanya itu, Mantan Kepala Dinas Pariwisata NTB itu juga akan melakukan hilirisasi terhadap hasil panen cabai tersebut. Dengan menyiapkan berbagai olahan dari cabai bila sewaktu-waktu terjadi kelebihan hasil panen cabai tersebut.

“Perlu kita bicara tentang hilirisasi dari produk komoditi cabai ini. Artinya ketika suatu saat 600 hektare kita tanam terjadi inflasi dengan produksi demikian melimpah. Maka, cabai-cabai itu bukan sesuatu barang yang tidak berharga tetapi diolah menjadi sambal dan sebagainya,” jelasnya.

“Kita sudah memikirkan harus berpikir ke arah sana. Ada pabrik-pabrik sambal di daerah kita,” tambahnya.

Terpisah, Kepala Biro Ekonomi Setda NTB, Wirajaya Kusuma mengatakan, kebutuhan cabai untuk wilayah NTB setiap bulannya hampir 1.000 ton. Sehingga harapannya dengan penambahan area tersebut bisa terpenuhi.

“Kebutuhan cabai kita dari penambahan area bisa menutupi kebutuhan cabai,” kata Wirajaya. (MYM)

Baca Juga: CASN 2024 Berpotensi Dibuka Lebih Dari Sekali, Kemenpan-RB Siapkan 2,3 Juta Formasi

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button