Kota MataramPemerintahan

PMK Mengintai, Pemkot Mataram Siapkan Vaksinasi dan Pembatasan Lalu Lintas Ternak

Mataram (NTBSatu) – Kota Mataram mengambil langkah tegas, untuk melindungi sektor peternakan dari ancaman Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Dalam strategi antisipasi yang dinilai visioner, Dinas Pertanian Kota Mataram telah mengajukan 1.300 dosis vaksin PMK ke Pemerintah Provinsi NTB.

Langkah ini menjadi sinyal kuat, bahwa Kota Mataram tidak ingin mengambil risiko. Meski hingga saat ini belum ada kasus PMK yang ditemukan.

“Kami tidak menunggu masalah muncul. Sebagai bentuk kesiapsiagaan, jumlah dosis vaksin yang kami usulkan setara dengan populasi ternak sapi di Kota Mataram,” tegas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, H. Irwan Harimansyah, Senin, 20 Januari 2025.

Ia mengatakan, pihaknya mengambil langkah ini menyusul peringatan dari Pemerintah Provinsi NTB terkait temuan kasus PMK di lima kabupaten, yaitu Dompu, Sumbawa, Sumbawa Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Utara.

IKLAN

“Meskipun Kota Mataram masih bebas dari virus ini, pemerintah tidak ingin lengah,” tambahnya.

Lakukan Vaksinasi dan Pembatasan Lalu Lintas Ternak

Saat ini, Kota Mataram memiliki sisa 372 dosis vaksin dari tahun 2024. Namun, dengan potensi ancaman yang kian nyata, persediaan itu dinilai tidak cukup untuk melindungi populasi ternak yang ada.

Begitu vaksin tambahan Dinas Pertanian Kota Mataram terima, pihaknya segera mengerahkan tim vaksinasi ke lapangan.

“Kami akan turun langsung ke kandang-kandang peternak untuk memastikan ternak mendapatkan perlindungan maksimal,” jelas Irwan.

Selain vaksinasi, pembatasan lalu lintas ternak dari Pulau Sumbawa juga pihaknya berlakukan sebagai langkah preventif. Serta, melakukan analisis risiko secara cermat, untuk menentukan kapan waktu yang tepat membuka kembali arus perdagangan ternak antarwilayah.

“Kami waspada. Meski Mataram telah memperketat aturan, kabupaten lain yang tetap menerima sapi dari Pulau Sumbawa menjadi perhatian serius,” ujarnya.

Sektor peternakan bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga soal ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Jika PMK sampai masuk ke Kota Mataram, dampaknya bisa merembet luas. Mulai
dari kerugian ekonomi bagi peternak hingga berkurangnya pasokan daging untuk masyarakat.

Langkah cepat, strategi matang, dan koordinasi lintas wilayah menjadikan Kota Mataram sebagai garda terdepan dalam mencegah ancaman PMK di NTB.

“Kami harus bergerak cepat. Vaksinasi segera untuk meminimalkan risiko penyebaran penyakit, sekaligus menjaga stabilitas sektor peternakan di kota ini,” tutup Irwan. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button