ADVERTORIAL

Transisi Perubahan Iklim Ekstrem Mengancam Ketahanan Pangan

Oleh Mila Silvira Syafna
Mahasiswa Prodi Sosiologi FHISIP Universitas Mataram

Salah satu tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini adalah perubahan iklim. Nusa Tenggara Barat adalah daerah dengan karakteristik iklim tropis kering yang bergantung pada sektor pertanian, terutama padi, jagung, dan tanaman hortikultura. Tentu berdasarkan karakteristik tersebut NTB adalah daerah yang rentan terkena dampak transisi ektrem perubahan iklim. Saya yakin saat ini kita sadar bahwa cuaca sangat tidak bisa diprediksi.

Zaman dulu petani dapat memprediksi saat yang tepat untuk mulai menanam. Menanam di waktu yang pas adalah keharusan apa lagi bagi petani musiman untuk mendapatkan hasil yang baik. Tapi saat ini apa yang saya temukan, petani mengeluh karena cuaca yang semakin tidak terprediksi. Perubahan iklim yang sangat tidak teratur dan menyulitkan petani. Perubahan iklim ektrem seperti ini mulai terjadi 2019. Mulai tahun 2019 lah iklim sangat tidak tertebak mulai dari peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, dan frekuensi bencana alam.

Tantangan yang baru dirasakan petani pasti berdampak terhadap beberapa hal, seperti Produksi Pangan Menurun. Ketidakpastian iklim menyebabkan penurunan produksi pangan. Kekeringan dan curah hujan yang tidak menentu membuat hasil pertanian sulit diprediksi, yang mengarah pada ketidakstabilan pasokan pangan. Berikutnya adalah Harga Pangan Melambung. Penurunan produksi menyebabkan kelangkaan pangan, yang pada gilirannya mendorong harga naik. Kenaikan harga pangan ini sangat berdampak pada masyarakat berpenghasilan rendah, yang merupakan mayoritas penduduk di NTB.

Ketidakmampuan untuk memproduksi cukup pangan secara lokal meningkatkan ketergantungan pada impor. Ini membuat NTB rentan terhadap fluktuasi harga di pasar internasional dan gangguan pasokan global.

IKLAN

Setelah mengetahui tantanagn dan dampak yang di timbulkan, maka timbul pertanyaan. Sebenarnya apa yang menyebabkan transisi perubahan iklim dapat terjadi seektrem saat ini? Setelah dicari tahu ternyata jawabannya Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang Berlebihan, Penggunaan Lahan dan Deforestasi, Penggunaan Energi yang Tidak Berkelanjutan, Pengelolaan Limbah yang Buruk, Pertumbuhan Penduduk dan Konsumsi yang Berlebihan. Dan lagi ternyata ulah manusia itu sendiri.

Ketidak pedulian manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang telah diberikan oleh Tuhan, tidak berfikir akan dampak yang ditimbulkan, serta sifat serakah yang telah mendarah daging dan sekarang kita merasakan dampak dari perbuatan manusia itu sendiri. Merasa menyesal? Itu sangat diperlukan agar kita dapat berfikir dan sadar cara memanfaatakn sumber daya tanpa merusak dan merugikan.

Saat ini kita dapat berupaya melakukan penanggulangan, untuk mengatasi ancaman ketahanan pangan akibat perubahan iklim melalui beberapa program seperti. Pengembangan Varietas Tahan Iklim. Mengembangkan dan memperkenalkan varietas tanaman yang tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dapat membantu mempertahankan produktivitas pertanian. Berikutnya melalui peningkatan Infrastruktur Irigasi. Membangun dan memperbaiki infrastruktur irigasi untuk memastikan ketersediaan air selama musim kering dan mengurangi dampak banjir pada lahan pertanian.

Berikutnya, melalui Diversifikasi Sumber Penghidupan. Mengurangi ketergantungan pada pertanian dengan mengembangkan sektor ekonomi lain, seperti pariwisata dan industri kreatif, dapat meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat. Juga melalui Edukasi dan Pelatihan. Memberikan edukasi dan pelatihan kepada petani tentang teknik pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim, seperti penggunaan teknologi irigasi efisien dan teknik konservasi tanah.

Perubahan iklim membawa tantangan signifikan terhadap ketahanan pangan di NTB. Perubahan yang signifikan membuat kegagalan panen terus menerus yang sangat mempengaruhi ekonomi dan pasti harga pasar. Beras yang semakin mahal membuat masyarakat yang tidak memiliki lahan pertanian semakin susah memenuhi kebutuhan dasar nya.

Kaum lansia, anak jalanan dan lain sebagainya penuh perjuangan untuk membeli sekilo beras dan hal tersebut diperparah dengan harga yang semakin tinggi. NTB daerah tropis yang memiliki sektor pertanian cukup luas yang seharus nya bisa mencukupi kebutuhan masyarkat NTB. Nyatanya tidak demikian. Banyak masyarakat yang kekurangan pangannya. Maka disini peran pemerintah sangat penting untuk mencaga ketahanan pangan NTB agar stabil dan sejahtera masyarakat nya.

Untuk memastikan ketahanan pangan yang berkelanjutan, diperlukan upaya terpadu dari pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta. Dengan langkah-langkah adaptif dan mitigatif yang tepat, NTB dapat mengatasi tantangan ini dan menjaga ketahanan pangannya di tengah transisi ekstrem perubahan iklim. Saya harap para petani segera dapat menerapkan upaya yang pas dan ketahanan NTB dapat stabil, masyarakat sejahtera, dan pemerintah berhasil dengan berbagai strateginya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button