Daerah NTB

Praktik Joki Cilik Banyak Disorot, Ini Rekomendasi Pengamat

Mataram (NTB Satu) – Lembaga Pengembangan Wilayah Nusa Tenggara Barat (LPW NTB) mencatat beberapa upaya pemulihan yang setidak-tidaknya bisa menjadi langkah penting terhadap maraknya praktik joki anak atau joki cilik dalam pacuan kuda di NTB.

Direktur LPW NTB, Taufan Abadi, SH. MH, menyampaikan, penggunaan joki anak di seluruh wilayah NTB harus dihentikan sebelum ada regulasi yang jelas dari pemerintah atau penyelenggara.

Ia mengatakan, praktik joki anak pada olahraga berkuda bukan merupakan sebuah masalah selama keamanan, kenyamanan, dan keselamatan pada anak bisa dipastikan dan terjamin.

“Sebab pacuan kuda, buka hanya soal balapan kuda, tapi bagaimana anak-anak kita dapat menggapai masa depannya sebagai joki andal dengan rasa aman,” katanya kepada ntbsatu.com, Sabtu, 9 April 2022.

Menurutnya, dalam Undang-Undang (UU) Perlindungan Anak telah ditegaskan bahwa negara menjamin kesejahteraan tiap warga negaranya. Termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan bagian dari hak asasi manusia.

Terkait itu, ia mengungkapkan, pelibatan joki cilik pada pacuan kuda harus diatur sebaik mungkin agar ada pihak yang bertanggung jawab ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada sang joki.

“Sekarang lebih banyak orientasinya dipekerjakan anak-anak ini. Tapi keselamatannya dikesampingkan. Padahal, ini wahana mereka (joki cilik) membentuk karakter,” ucapnya.

Kemudian ia  memberi contoh olahraga lain yang di mana anak-anak dilibatkan, seperti balapan motor terdapat kelas untuk anak-anak. Misalnya ada MiniGP World Series untuk para anak yang ingin memulai karir balap profesional.

“Tapi balapan ini kan jelas orientasinya. Menjadi wadah untuk inkubasi bakat-bakat baru di dunia balap,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia berharap pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota di NTB untuk secepatnya membuat pedoman dan segala ketentuan yang sesuai dengan hukum yang berlaku, sehingga anak-anak yang memiliki cita-cita menjadi joki profesional dapat memulai langkahnya sejak dini.

“Pacuan kuda di Bima dapat menjadi titik awal yang akan memungkinkan setiap anak berbakat dapat meneruskan karir profesionalnya kelak,” pungkasnya. (DAA)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button