Mataram (NTB Satu) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB telah mencoba berbagai cara untuk mengendalikan inflasi dengan metode ketahanan pangan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB, Drs. H. Fathul Gani M.Si., mengatakan, inflasi itu terjadi karena pola konsumsi masyarakat masih tinggi.
“Dalam mengantisipasi terjadi inflasi, perlu melakukan kolaborasi antara Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Dinas Ketahanan Pangan NTB, dan Dinas Perikanan dan Kelautan NTB,” ujar Fathul, Selasa, 22 November 2022.
Lebih lanjut, Fathul menekankan bahwa sektor tanaman pangan masih dalam kategori aman dalam jumlah produksi. Oleh karena itu, Fathul akan fokus mempertahankan produktivitas dan mempertahankan kualitas tanah demi mencapai hasil produksi tetap maksimal.
“Salah satu strategi penanganan masalah inflasi dengan melakukan kegiatan Operasi Pasar Murah untuk menghilangkan ekspektasi masyarakat dalam kelangkaan pangan,” tandas Fathul.
Menurut keterangan Wikipedia, Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya.
Inflasi berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. (GSR)