Permintaan Energi Listrik di Kabupaten Sumbawa Naik 2,91 Persen per Tahun
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Permintaan energi listrik di Kabupaten Sumbawa menunjukkan tren peningkatan signifikan dalam empat tahun terakhir.
Berdasarkan dokumen RPJMD 2025–2029, kebutuhan listrik di Kabupaten Sumbawa terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 2,91 persen per tahun pada periode 2020–2024.
Dalam dokumen tersebut menjelaskan, tingkat konsumsi listrik per kapita pada tahun 2024 mencapai 740,03 KWh/jiwa. Namun, angka tersebut masih berada di bawah rata-rata konsumsi penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan nasional.
“Permintaan energi listrik di Kabupaten Sumbawa terus meningkat secara konsisten dengan rata-rata laju pertumbuhan tahun 2020-2024 sebesar 2,91 persen per tahun. Konsumsi listrik per kapita pada tahun 2024 sebesar 740,03 KWh/jiwa, masih lebih rendah dibandingkan rata-rata Provinsi NTB maupun nasional,” demikian tertulis dalam RPJMD.
Total konsumsi energi listrik pada tahun 2024 tercatat mencapai 397.099.997,38 KWh, dengan kontribusi paling besar berasal dari sektor rumah tangga.
Sistem Kelistrikan di Pulau Sumbawa Surplus
Sementara itu, sistem kelistrikan di Pulau Sumbawa saat ini berada pada kondisi surplus, dengan kapasitas daya mencapai 160 Megawatt (MW). Informasi tersebut disampaikan Manager PLN UP3 Sumbawa, Firman Sulistiawan, pada Selasa, 18 November 2025.
Firman menjelaskan, pasokan listrik berada pada level yang sangat aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dunia usaha, dan sektor industri.
Kapasitas ini masih akan bertambah pada Desember mendatang, berkat operasional PLTMG Kanar II yang menyalurkan tambahan daya sekitar 30 MW ke sistem kelistrikan Sumbawa.
“Ketersediaan daya saat ini lebih dari mencukupi. Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap stabilitas pasokan listrik,” ujar Firman.
Peningkatan kualitas layanan juga terlihat dari pemerataan listrik di wilayah kepulauan dan daerah terpencil. Pulau Sebotok, Bugis Medang, Bajo Medang, hingga Gili Tapan yang sebelumnya hanya menikmati listrik 12 jam, kini telah mendapatkan layanan 24 jam penuh.
PLN juga tengah menargetkan sekolah-sekolah di daerah terpencil agar dapat menikmati listrik secara berkelanjutan, khususnya untuk mendukung proses pembelajaran berbasis digital.
Sebagai bagian dari roadmap (peta jalan, red) menuju swasembada energi, PLN Sumbawa menyiapkan pengembangan pembangkit listrik tenaga hidrogen (PLTH) sebagai proyek percontohan. Upaya ini berjalan paralel dengan peningkatan jaringan dan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan lainnya.
Walaupun tingkat elektrifikasi telah mencapai 99 persen, masih terdapat sekitar 1 persen wilayah yang belum teraliri listrik, seperti Tangkampuli, Baturorok, dan sejumlah dusun di bagian selatan Sumbawa. Tantangan geografis dan akses jalan menjadi faktor utama yang menghambat distribusi jaringan.
“Komitmen kami tetap pada target 100 persen desa berlistrik, sekalipun medan yang dihadapi tidak mudah,” ungkap Firman.
Bupati Sumbawa Dorong Pemanfaatan Listrik untuk Pertumbuhan Daerah
Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP., menyampaikan apresiasi atas capaian tersebut. Pemerintah daerah, menurutnya, siap memperkuat kolaborasi dengan PLN untuk memastikan percepatan elektrifikasi, termasuk membuka akses wilayah yang selama ini terisolasi.
“Energi yang merata adalah fondasi pembangunan. Pemerintah daerah mendukung penuh langkah PLN, terutama dalam mempercepat hadirnya listrik di wilayah yang masih tertinggal. Ini menjadi kunci pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di Sumbawa,” ujar Bupati Jarot.
Jarot menjelaskan, ketersediaan listrik akan memainkan peran strategis dalam mendorong industri, pariwisata, dan pendidikan, sekaligus mempercepat visi Sumbawa menuju daerah yang mandiri dan maju.
“Kalau listrik stabil, maka industri tumbuh, pariwisata bergerak, dan layanan pendidikan meningkat. Energi yang tersedia bagi semua menjadi kunci Sumbawa maju dan mandiri,” jelasnya. (*)



