Indeks Risiko Bencana Kabupaten Sumbawa 2024 Turun
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Kabupaten Sumbawa menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki tingkat kerawanan bencana cukup tinggi, terutama bencana hidrometeorologi dan geologi.
Kondisi geografis dan dinamika klimatologis, menyebabkan daerah ini kerap menghadapi ancaman bencana akibat fenomena cuaca ekstrem.
Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa Tahun 2025–2029 menjelaskan, perubahan iklim global, termasuk fenomena La Niña dan El Niño, menjadi faktor signifikan meningkatnya potensi bencana.
“Fenomena La Niña di Kabupaten Sumbawa menjadi fokus kewaspadaan pemerintah dan masyarakat karena berpotensi menimbulkan bencana angin kencang, hujan badai, dan puting beliung,” tertulis dalam dokumen RPJMD.
Sementara itu, kondisi berbeda juga harus diantisipasi saat terjadi fenomena El Niño. “Pengaruh El Niño cukup menjadi perhatian untuk mitigasi dan penanggulangan bencana karena berpotensi memicu kekeringan panjang serta kebakaran hutan dan lahan,” lanjut dokumen tersebut.
Risiko bencana di Sumbawa dipengaruhi oleh posisi wilayah yang berada di sekitar garis ekuator. Lokasi tersebut merupakan area pertemuan sirkulasi udara Hadley dan Walker, sehingga memicu dinamika cuaca dan iklim yang tidak menentu.
Indeks Risiko Bencana Turun Signifikan
Data RPJMD menunjukkan, perkembangan positif penurunan indeks risiko bencana di Kabupaten Sumbawa dalam lima tahun terakhir.
“Indeks Risiko Bencana tahun 2020–2022 sebesar 150, lebih tinggi dari nilai batas 144 sehingga masuk kategori tingkat risiko tinggi,” dijelaskan dalam laporan tersebut.
Namun pada dua tahun terakhir, angka tersebut menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. “Indeks risiko bencana tahun 2023 turun menjadi 137,58 dan pada tahun 2024 kembali menurun menjadi 128,58, termasuk kategori tingkat risiko sedang,” lanjut dokumen tersebut.
Penurunan tersebut menunjukkan adanya perbaikan dalam upaya mitigasi dan pengurangan risiko bencana.
BPBD Sumbawa Tingkatkan Kesiapsiagaan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seiring munculnya aktivitas siklon tropis senyar di beberapa wilayah Indonesia.
Kepala BPBD Kabupaten Sumbawa, Muhammad Nurhidayat menyampaikan, kondisi cuaca sedang tidak stabil sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan.
Nurhidayat menjelaskan, siklon tropis senyar yang memicu banjir di wilayah Sumatera menjadi perhatian pihaknya. Ia khawatir pola serupa dapat bergerak dari arah Australia dan berdampak ke Nusa Tenggara Barat, termasuk Kabupaten Sumbawa.
“Tiap hari kami koordinasi. Kalau sudah mulai muncul tanda-tanda, kita langsung siaga. Saat ini imbauan sudah kami sampaikan kepada masyarakat,” ujarnya, Selasa, 2 Desember 2025.
BPBD Sumbawa menyiagakan personel dan peralatan untuk memastikan respons cepat apabila terjadi bencana. Selain itu, tim BPBD juga sudah memetakan wilayah-wilayah yang berpotensi banjir.
“Kami sudah memetakan daerah rawan dan berkoordinasi dengan BWS untuk memastikan muara-muara sungai bisa mengalir lancar ke laut,” jelasnya.
Ancaman Pasang Air Laut
Ia menambahkan, ancaman pasang laut menjadi faktor tambahan yang harus diantisipasi. Jika pasang tinggi terjadi bersamaan dengan hujan lebat, dampak banjir bisa meluas.
Nurhidayat menegaskan, pemerintah tidak akan ragu mengalokasikan anggaran yang dibutuhkan untuk penanganan bencana, bahkan jika harus memotong anggaran perangkat daerah lain demi keselamatan warga.
“Sumbawa itu kalau bencana, berapa pun kebutuhan dana pemerintah harus siap. Bila perlu kita potong anggaran dinas lain untuk penyelamatan jiwa,” tegasnya.
BPBD menilai seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa memiliki potensi terdampak bencana, tidak hanya banjir tetapi juga angin puting beliung.
“Semua daerah harus waspada. Tidak hanya banjir, angin puting beliung pun menyerang kami,” katanya.
Nurhidayat menjelaskan BPBD terus menjalankan program mitigasi, termasuk penyebaran himbauan resmi dari Bupati. Ia juga memastikan, rilis peringatan cuaca dari BMKG yang terbit setiap tiga hari langsung diteruskan kepada masyarakat.
“Bidang mitigasi sudah bergerak. Peringatan dari BMKG kami siarkan setiap tiga hari agar masyarakat siap,” ujarnya.
Nurhidayat meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan, mengikuti himbauan resmi, dan segera melapor jika menemukan tanda-tanda potensi bencana.
“Kewaspadaan bersama sangat penting. Pemerintah bergerak, tetapi masyarakat juga harus ikut menjaga keselamatan,” tutupnya. (*)



